psikologi humanistik

teori humanistik dapat diartikan sebagai orientasi bersifat teoritis yang menekankan kepada keunikan kualitas manusia khususnya berhubungan dengan free will atau kehendak bebas dan potensi untuk mengembangkan diri.

psikologi kognitif

psikologi kognitif adalah ilmu pengetahuan yang secara perspektif mengkhususkan diri pada lingkup perspektif pemikiran ingatan manusia, psikologi ini menggambarkan bahwa manusia adalah proses maklumat yang secara aktif seperti menyerupai motofora dunia komputer.

psikologi industri

Psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup organisasi atau aturan kerja.

psikologi klinis

Psikologi Klinis merupakan bentuk psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode-metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat.

psikologi perkembangan

Psikologi Perkembangan Adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetic, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang hidupnya, dimulai sejak masa konsepsi, hingga menjelang mati.

Sabtu, 28 April 2018

Teori Psikologi Humanistik – Pengertian – Jenis


Teori Psikologi Humanistik – Pengertian – Jenis


Dalam ilmu psikologi, terdapat tiga peristiwa revolusioner yang akan mempengaruhi pemikiran pada psikologi modern berupa teori belajar menurut para ahli. Peristiwa pertama adalah lahirnya teori psikologi kepribadian berupa psikoanalisa, yang menyatakan bahwa manusia hadir sebagai bentuk dari naluri ke konflik dan konflik ke konflik.
Kesimpulan yang kurang menyenangkan ini muncul dari hasil pengamatan terhadap berbagai gangguan psikologis, yang ditekankan oleh Freud bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh kekuatan yang irasional dan tidak sadar. Peristiwa revolusioner kedua adalah lahirnya teori behaviorisme, yang menyatakan ciri – ciri manusia sebagai korban yang fleksibel, pasif, dan hanya bisa menurut terhadap stimulasi yang datang dari lingkungannya, atau sebagai bidak dari ketentuan lingkungannya.

Behaviorisme menekankan adanya persamaan yang esensial antara manusia dan hewan. Kedua teori ini mempunyai kekurangan pada sudut pandangnya menurut sebagian ahli, maka lahirlah teori ketiga. Peristiwa ketiga adalah lahirnya teori psikologi humanistik, yang muncul dengan menggambarkan manusia dengan sangat berbeda dari teori psikoanalisis dan behaviorisme. Teori belajar humanistik menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas dan selalu mengarah kepada pengungkapan potensi yang dimilikinya apabila mendapatkan dukungan dari lingkungan.

Awal Perkembangan
Perkembangan teori psikologi humanistik berkembang sekitar tahun  1950-an sebagai suatu teori yang menentang teori lain yang lebih dulu ada seperti teori – teori psikoanalisis klasik dan behavioristik. Teori humanistik menyatakan bahwa kedua teori tersebut bersifat melecehkan nilai – nilai manusia atau berlawanan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Teori humanistik mengkritik teori psikososial freud karena dalam teorinya, Freud menyatakan bahwa tingkah laku manusia didominasi oleh dorongan yang bersifat primitif dan bersifat hewani.

Sedangkan teori belajar behavioristik mendapat kritikan karena terlalu fokus dengan penelitian terhadap binatang dan menganalisis kepribadian secara terpisah. Kesamaan kedua teori ini yang membuat munculnya teori humanistik adalah bahwa keduanya memandang manusia hanya sebagai budak yang tidak berdaya yang dikontrol oleh lingkungan serta masa lalu, dan memiliki sangat sedikit kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Pengertian
Dalam ilmu psikologi, teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga dari kedua kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan yaitu psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena memfokuskan diri secara khusus pada tingkah laku manusia.

Menurut Yusuf Syamsu (2007, 141) teori humanistik dapat diartikan sebagai orientasi bersifat teoritis yang menekankan kepada keunikan kualitas manusia khususnya berhubungan dengan free will atau kehendak bebas dan potensi untuk mengembangkan diri.
Pandangan Para Ahli
Isu -isu penting tentang eksistensi manusia menjadi perhatian penting para ahli psikologi humanistik, teori belajar menurut para ahli seperti aspek cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Para ahli humanistik tidak mempunyai keyakinan bahwa manusia bisa mempelajari sesuatu dengan melakukan penelitian terhadap binatang. Para ahli teori humanistik meyakini beberapa hal yaitu:

Manusia memang mempunyai dorongan bawaan untuk mengembangkan diri
Manusia mempunyai kebebasan untuk merancang dan mengembangkan tingkah lakunya, dan bukan merupakan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungannya.
Manusia merupakan makhluk rasional yang sadar dan tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irasional dan konflik.
Teori Humanistik Abraham Maslow
Abraham Maslow dianggap sebagai bapak psikologi humanistik yang menghadirkan teori yang komprehensif atau menyeluruh dan sangat jelas menunjukkan bahwa orientasi humanistik memiliki pengaruh yang besar terhadap pemikiran modern mengenai perilaku manusia. Teori Maslow berdasarkan pada anggapan bahwa setiap individu memiliki dua hal di dalam dirinya:

Adanya usaha yang positif untuk berkembang
Adanya kekuatan untuk melawan atau memberi penolakan terhadap perkembangan itu.
Maslow menyatakan bahwa manusia bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya hierarkis. Adanya rasa takut pada diri masing – masing individu sekaligus juga adanya dorongan untuk menjadi lebih maju dan memaksimalkan potensinya, percaya diri menghadapi dunia luar dan juga bisa menerima dirinya sendiri. Beberapa teori psikologi lain menurut para ahli yaitu teori identitas sosial, teori perkembangan anak menurut para ahli, dan teori kepercayaan diri.

Hierarki Kebutuhan Maslow

Maslow menyusun suatu hierarki kebutuhan manusia, yang menggunakan susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi satu individu, yaitu:

Tingkat pertama (Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali  dan paling mendesak karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis manusia dan juga kelangsungan hidupnya. Antara lain kebutuhan akan makanan, air, tidur, tempat untuk tinggal, seksual, dan bebas dari rasa sakit.

Tingkat kedua
ads Kebutuhan tingkat berikut akan muncul apabila kebutuhan tingkat pertama telah terpenuhi. Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan, dan bebas dari ancaman bahaya atau resiko kerugian berupa jaminan keselamatan dari lingkungannya.
Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki seseorang yang cakupannya untuk membina keintiman atau kedekatan dengan orang lain, persahabatan, dan adanya dukungan. Kebutuhan ini akan mendorong individu untuk menjalin hubungan secara afektif dan emosional dengan individu lainnya, baik lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam lingkungan keluarga maupun di dalam masyarakat.

Tingkat keempat
Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari diri sendiri dan juga dari orang lain. Seseorang perlu mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dalam kehidupannya.

Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan semua kebutuhan dan telah mengembangkan potensi dirinya secara keseluruhan, adanya kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai dengan keinginan dan potensi yang dia miliki. Individu yang sudah mencapai tahap aktualisasi diri berarti telah menjadi manusia seutuhnya dan mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bagi orang lain tidak pernah terlihat.

Maslow menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar yang berada di tingkat paling bawah dari piramida ini akan mendominasi perilaku setiap individu sampai kebutuhan – kebutuhan tersebut terpenuhi pada setiap tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat diatasnya akan menjadi dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.

Perbedaan pada setiap individu terletak pada motivasi untuk melakukan sesuatu yang tidak selalu merupakan hal yang stabil di sepanjang hidupnya. Lingkungan hidup yang terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke tingkat yang lebih rendah.

Teori Tambahan Maslow

Maslow mengemukakan tiga teori tambahan sebagai berikut:

Kebutuhan estetis
Kebutuhan ini tidak bersifat universal karena hanya sedikit orang yang akan termotivasi dengan kebutuhan akan keindahan dan perlunya mengalami peristiwa menyenangkan secara estetis. Orang yang mempunyai kebutuhan estetis kuat biasanya menginginkan lingkungan sekelilingnya selalu indah, teratur dan mereka bisa menjadi sakit karena kebutuhannya tidak terpenuhi.

Kebutuhan kognitif
Berupa keinginan sebagian besar orang untuk mengetahui, memecahkan masalah, dan menyelidiki suatu hal. Menurut Maslow, satu pribadi yang sehat seharusnya selalu ingin tahu lebih banyak , memiliki teori tentang sesuatu, menguji hipotesis yang didapatkannya dan merasa puas hanya dengan mengetahui bagaimana satu hal bekerja.

Kebutuhan neurotik
Menurut Maslow, kebutuhan ini bersifat non produktif karena hanya berkisar pada gaya hidup tertentu yang tidak sehat dan tanpa nilai yang dilakukan individu untuk mencapai aktualisasi diri.

Teori Carl Rogers
Merupakan salah seorang pencetus gerakan potensi manusia dengan penekanan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan lain – lain yang ditujukan untuk membantu orang supaya memiliki kepribadian yang sehat. Rogers membangun teori nya berdasarkan praktik interaksi therapeutik yang dia lakukan dengan pasien – pasiennya. Teori Rogers dinamakan “Person Centered Theory” karena menekankan kepada sisi subjektif dari seseorang individu.

Pokok Utama Teori Rogers
Perhatian utama teori Rogers ditujukan kepada perkembangan atau perubahan kepribadian manusia, maka dari itu ia tidak menekankan pembahasan pada struktur kepribadian. Dua pokok utama dalam teori Rogers adalah:

1. Organisme

Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua fungsinya baik fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya semua pengalaman yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi di dalam dirinya sendiri dan  juga di luar dunianya.

Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak akan membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai – nilai yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri. Adanya konsep diri berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua kemungkinan, yaitu ‘congruence’  yang berarti hubungan mengandung kecocokan, dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan yang keduanya menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental individu.

Suasana inkongruen menyebabkan invidu mengalami penyakit mental seperti selalu merasa terancam, selalu cemas, adanya perilaku defensif dan pikiran yang kaku. Sebaliknya, kongruen akan menumbuhkan kesehatan mental atau penyesuaian psikologis pada individu. Teori psikologi lainnya yaitu antara lain teori psikologi perkembangan, teori psikologi sastra, dan teori penyesuaian diri.

Dengan pembahasan di atas, jelas bahwa teori psikologi humanistik merupakan teori yang lebih menonjol untuk mempelajari sisi perkembangan manusia dari aspek kepribadiannya, dan menetapkan fokus untuk mencari serta menemukan kemampuan setiap individu. Teori psikologi humanistik sebagai salah satu dari aliran – aliran psikologi berupa psikologi kepribadian akan sesuai untuk diterapkan pada berbagai materi pembelajaran yang sifatnya untuk membentuk kepribadian, pembentukan nurani, perubahan sikap dan menggunakan analisis terhadap fenomena sosial.


sumber :
https://dosenpsikologi.com/teori-psikologi-humanistik

Psikologi Kognitif – Sejarah, Peranan, Ruang Lingkup, dan Penjelasannya


Psikologi Kognitif – Sejarah, Peranan, Ruang Lingkup, dan Penjelasannya


Sebelum mengambil pengertian tunggal mengenai psikologi kognitif, perlu adanya pengertian yang mendasari dari dua kata tersebut, Psikologi kognitif sendiri terdiri dari dua kata dasar yaitu Psikologi dan kognitif, dan berikut merupakan pengertian dari kata psikologi dan kognitif secara independen.
Psikologi
Yang pertama adalah kata “psikologi”, kata psikologi merujuk pada kata “psycho” yang berarti jiwa, dan “logos” yang memiliki makna ilmu. Dan dalam perkembangannya kemudian istilah psikologi berarti ilmu jiwa atau yang kerap kali disebut dengan imu yang mempelajari mengenai gejala-gejala kejiwaan. Akan tetapi dengan semakin modernya jaman psikologi kemudian diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia.
Kognisi

Sedangkan mengenai pengertian dari kognisi atau kogitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang dialami manusia, diantaranya adalah seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Terlepas dari itu belum ada kesepakatan secara umum mengenai kata yang serapan dari cognition.

Jadi, pengertian dari psikologi kognitif adalah ilmu pengetahuan yang secara perspektif mengkhususkan diri pada lingkup perspektif pemikiran ingatan manusia, psikologi ini menggambarkan bahwa manusia adalah proses maklumat yang secara aktif seperti menyerupai motofora dunia komputer. Pada definisi selanjutnya, dijabarkan bahwa yang dinamakan psikologi kognitif adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental dan pada umumnya membahas mengenai bagaimana cara berfikir, melihat, daya ingat, dan belajar dari seseorang. Fokus utama dari ilmu psikologi kognitif adalah mengenai bagaimana cara manusia memperoleh, memproses, serta menyimpan maklumat.

Beberapa pendapat menyetakan bahwa pengertian dari psikologi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indra seseorang kemudian diproses dalam jiwa orang tersebut sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, dan pada dasarnya psikologi kognitif merupakan hal-hal yang berhubungan dengan sikap, ide, harapan, dan sebagainya.
Sejarah Psikologi Kognitif
Perkembangan dari psikologi kognitif erat hubunganya dengan perkembangan tokoh-tokoh yang ada dam membesarkan nama psikologi kognitif sehingga pada saat ini dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi, dan berikut merupakan perkembangan sejaran dari psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlibat dan menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu metode psikologi kognitif.

Aristoteles dan Plato
Sejarah psikologi kognitif berawal dari kolaborasi guru dan murid yaitu Aristotle dan Plato. Pada kala itu Plato dan muridnya Aristotle memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, seerta alam, Plato memiliki pendapata bahwa manusia mendapatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut sebagai aliran rasionlisme.

Wilhelm Wundt
pada abad 19 dan 20, Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari tanah Jerman memberikan mendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sensori melalui cara instropeksi. Untuk memahami proses perpindahan maklumat atau cara berfikir, maka maklumat tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berfikir yang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berfikir akan tetapi, aliran fungsionalisme memiliki pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.

3. Edward Lee Thorndike

Pada Tahun 1874 sampai 1949, nama Edward lee Thorndike muncul, yang kemudian muncul sebuah aliran yang dinamai aliran asosiasi, aliran ini adalah aliran yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan antara stimulus dan respon pada proses belajar. Berdasarkan pendekatan behaviorisme radikal yang dicetuskan oleh ilmuan B.F. Skinner pada tahun 1904 sampai 1990 menyatakan bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelakan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.

Penjelasan mengenai pendekatan behaviorisme yang kurang dapat menjawab alasan-alasan perilaku manusia yang memiliki perbedaan, seperti misalnya ketika melakukan perencanaan pilihan dan sebagainya. dari hal ini kemudian psikologi kognitif muncul sebagai sebuah oase pengetahuan baru yang kemudian dikemukaan oleh Edward Tolman yang mempercayai bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia adalah memiliki suatu tujuan, yang membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Yang akhirnya membawa nama Tolman sebagai Bapak psikologi kognitif modern.

Perkembangan Psikologi Kognitif
Perkembangan dari psikologi kognitif muncul pada era 60-an sebagai buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia menurut pandangan behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir.  Konsep kognitifisme muncul lantaran pemikiran kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya.

Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun dalam kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa.
Baca juga : Cabang – cabang Psikologi

Secara kasat mata, proses belajar dari seorang siswa adalah selalu mengandalkan gerak lahiriah seperti gerakan yang dihasilkan oleh mulut dan tangan baik itu untuk mengucapkan kata-kata dalam proses belajar ataupun tangan bergerak seiring proses gerakan pena, tetapi perilaku yang mendasari seorang siswa dalam melakukan hal-hal tersebut bukan hanya didasari dari stimulus yang ada, akan tetapi jauh diatasnya adalah dorongan mental yang dari otak siswa tersebut yang pada akhirnya memutuskan untuk menggerakan tangan dan juga pengucapan kata-kata.

Seoarang peneliti psikologi Ormrod pada tahun 2007 menyatakan, bahwa Psikologi kognitif merupakan perspektif teoritis yang mengkhususkan penelitianya pada proses-proses mental yang mendasari pembelajaran dan perilaku. Gredler juga menjelaskan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi orang-orang yang paham akan konsep ini dapat mengetahui secara gamblang bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun jauhlebih erat dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dari otak dan fikiran seoarang manusia.
Konsep psikologi kognitif khusus mempelajari dan menggali sebagain spesifikasi otak manusia, kognisi yang merupakan suatu aset dalam benak manusia, sebagai pusat pengendali dari beragam aktivitas yang digunakan untuk mengenali lingkungan, melihat beragam masalah, mengenalisa berbagai masalah, mencari informasi baru, dan menari kesimpulan.

Konsep kognitif adalah proses mental yang aktif mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, oleh karena itu sebuah perilaku tidak dapat diukur dan dilihat tanpa melihat proses mentalnya, contohnya saja seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan atau sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan psikolohi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi guna terjadinya perubahan tingkah laku.
Dalam psikologi kognitif ada dua konsep dasar dar psikologi kognitif yaitu kognisi dan pendekatan kognitif, damn berikut adalah penjelasan secara lebih mendalam mengenai keduanya.

Kognisi
Dalam istilah kognisi, psikologi kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktifitas dari pikiran seorang manusia, contohnya seperti proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran, dan juga pemecahan suatu masalah. Dan berikut adalah contoh contoh pendekatan psikologi yang berkaitan dengan informasi.

Proses Persepsi
Sebagai contoh dapat diambil perumpamaan seorang mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah dengan motivasi yang rendah, akan tetapi dalam kelas di mata kuliah tersebut, dosen memberikan nilai yang dipukul rata antara mahasiwa yang aktif dan pasif. Kemudian muncul persepsi bahwa dia tidak perlu belajar dengan sungguh-sungguh karena tidak akan berpengaruh pada nilai mata kuliahnya tersebut.
Ingatan
Kemampuan seseorang dalam mengingat informasi atau suatu berita dari sekedar membaca dengan menulisnya secara ulang akan lebih baik, karena dengan menulis, seseorang dapat membaca informasi tersebut dua kali lipat, pikiran dan otak manusia akan lebih keras bekerja ketika menulis karena berusaha secara beriringan untuk memahami dan menyimpan informasi yang didapatkan. sedangkan dengan membaca kita hanya mengandalkan separuh ingatan tanpa pemahaman.

Bahasa
Sebuah informasi akan lebih mudah dimengerti dan dipahami ketika ketika bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang melakukan komunikasi, sehingga informasi tersebut akan lebih maksimal ketika digunakan, dengan hal itu otak dan pikitan manusia dapat mencerna apa yang disampaikan dan bisa menerima makna dari informasi tersebut.
Penalaran
Seseorang yang memiliki kemampuan penalaran yang tajam akan mudah mendapatkan informasi terkait dengan masalah tersebut tidak hanya dari satu sisi saja, namun juga diperoleh dari bagian lain, karena suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.

Persoalan
Sikap dan perilaku dari seorang manusia dapat mencerminkan masalah yang sedang mereka hadapi. keberdaan dari sikap dan perilaku iniapabila digabungkan dengan informasi yang sudah ada, maka dapat menciptakan suatu solusi.

2. Pendekatan kognisi

Sebagai suatu pendekatan maka psikologi kognitif dapat disebut dan dipandang sebagai cara tertentu dalam mendekati berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia psikologi manusia. Konsep pendekatan kognisi ini menekankan pada peran-peran persepsi, pengetahuan, ingatan, sertaproses-proses berpikir bagi perilaku manusia. Dan berikut merupakan penjelelasan mengenai ketiganya.

Peran-Peran Persepsi
Orang yang memiliki berpersepsi akan berpikir bahwa kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda, orang tersebut akan senantiasa berusaha bangkit untuk mencoba lagi ketika mengalami kegagalan, walaupun orang tersebut tidak tahu kapan dia akan berhasil. Karena jauh didalam dipikirannya semakin dia mencoba, semakin banyak informasi yang ia dapatkan, maka dia dapat meminimalisir tingkat kesalahan dan menghindari kesalahan yang sudah pernah ia buat. Hal tersebut menjadikannya sebagai pribadi yang sabar dan ulet serta pantang menyerah

Pengetahuan
Orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan besar dari pengalaman, biasanya orang tersebut lebih mengerti dan dapat mengelola serta mengatur informasi dengan cepat, karena dia tahu bagaimana cara mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.
Proses-proses Berpikir
Lajar belakang seperti jenjang pendidikan, lingkungan sekitar serta cara hidup mempengaruhi proses-proses dan pola berpikir kita sebagai manusia yang tumbuh dan berkembang. Orang yang berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan dan cara hidup yang modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara yang berbasis teknologi yang lebih cepat dan praktis, hal ini diketahui karena mereka telah dibentuk menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang cepat.

Kognitif dalam Prespektif Psikologi
Psikologi kognitif disebut sebagai perpaduan antara ilmu psikologi I Gestalt dan psikologi berhavioristik, akan tetapi para ahli mendapati bahwa psikologi kognitif berbeda dengan ilmu psikologi yang disebutkan diatas. Psikologi kognitif dianggap memiliki perbedaan aliran baik dengan psikologi I Gestalt dan psikologi behavioristik. Psikologi kognitif berdiri sendiri yang merupakan cabang ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai proses mental, tentang bagaimana seorang manusia berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar mengenai bagaimana menjalankan fungsi utama dari otak atau yang biasa disebut dengan istilah berfikir.

Dalam kondisi ini otak merupakan sistem  fisik dalam  bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, otak dapat menampung ingatan secara tak terhingga dan apapun yang masuk dalam sistem memorinya secara simultan. Otak akan membentuk sebuah kategori yang sangat konseptual dari hasil kemampuan membedakan pengindraan dan menghasilkan kemampuan yang tidak terbatas.
Ilmuan psikologi Sudarwan dan Khairil pada tahun 2010 menyatakan pendapatnya, bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Dalam penjelasanya mengenai teori kognitif, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang kelak akan berjalan terus menerus tanpa berhenti selama dan sepanjang hayat.
Kemudian ada sekelompok terpelajar yang menamakan diri Solso, dkk. Pada tahun 2008 kelompok ini  menyatakan, bahwa yang dinamakan psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. Psikologi kognitif secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran dan membahas formulasi dan produksi jawaban Anda. Sebagaimana perkembanganya kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang  dan disebut sebagai bahan ajar terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental walaupun secara nyata psikologi kognitif mempelajari secara keseluruhan segala hal yang seseorang lakukan.

Peran Psikologi Kognitif

Ada beberapa faktor pendorong lahir dan berkembangnya informasi dari dunia psikologi, satu diantaranya adalah peranan dari psikologi kognitif, dalam dunia psikologi pada khususnya dan dalam kehidupan sehari hari pada umumnya mempelajari psikologi kognitif memiliki urgensi untuk dipelajari, dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu, misalnya saja adalah:

Psikologi kognitif berperan penting karena kognisi merupakan proses mental atau pikiran yang memiliki peran penting dan mendasar untuk studi studi psikologi manusia.
Psikologi kognitif memiliki pandangan yang berpengaruh besar dan berperan penting bagi bidang-bidang ilmu psikologi lainnya, misalnya saja psikologi kognitif umum digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
pikologi kognitif juga berperan penting karena melalui konsep-konsep kognisi, seseorang bisa mengelola informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik. Hal ini dirasa sangat krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi sangat canggih dan perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.
Lingkup Studi Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif memiliki kawasan lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas, dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang sangat kompleks. Lingkup studi kognitif meliputi beberapa hal seperti persepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola, dan perhatin, ingatan dan pembentukan konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan kreativitas, pembuatan keputusanintelegensi manusia, dan intelegensi buatan, hubungan antara emosi atau suasana hati (mood) dengan proses kognitif manusia. Konsep tersebut dicetuskan oleh ilmuan MS. Suharnan pada tahun 2005. Berikut merupakan pembahasan mengenai tiga belas lingkup setudi dalam psikologi kognitif.
Persepsi atau dalam bahasa inggris disebut perseption adalah  merupakan sebuah proses untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera yang dimiliki manusia. Persepsi ini melibatkan pengunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan seorang manusia. Persepsi merupakan proses yang paling awal dalam didalm keseluruhan pemrosesan informasi yang dilakukan oleh manusia.

Demikian ulasan mengenai bagaimana sisi kognitif dipandang dalam prespektif psikologi. Berikut dengan peranan dan ruang lingkupnya.


sumber :
https://dosenpsikologi.com/psikologi-kognitif

Psikologi Industri dan Organisasi – Perkembangan, Teori, Peran dan Penjelasannya


Psikologi Industri dan Organisasi – Perkembangan, Teori, Peran dan Penjelasannya

Psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup organisasi atau aturan kerja. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut psikologi industri dan organisasi. Inggris menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai Occupational Psychology. Work and Organisational Psychology merupakan istilah yang digunakan di Eropa dan di Amerika cabang psikologi ini disebut sebagai Industrial and Organizational Psychology.
Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi menurut Para Ahli
Blum dan Naylor, menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai aplikasi dari fakta dan prinsip psikologi pada masalah dalam konteks bisnis dan indutri.
Guion, menjelaskan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari mengenai hubungan antara manusia dengan dunia kerja.
A.S Munandar, mendefinisikan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari tingkah laku dari manusia yang dikaitkan dengan perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen baik secara perorangan atau sebagai kelompok.
Munsterberg, menyebutkan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari perilaku dari manusia didalam dunia kerja.
Perkembangan Psikologi Industri
Perkembangan psikologi industri dan organisasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase yang paling awal adalah masa sebelum perang dunia terjadi. Berikut ini perkembangan psikologi industri dan organisasi:
Pra Perang Dunia – Tahun awal (1900 hingga 1916)
Ada empat tokoh penting pada awal perkembangan psikologi industri dan organisasi, antara lain:
1. Psychology of Advertising (Walter Dill Scott)
Pada Tahun 1901, Walter Dill Scott mengemukakan penggunaan psikologi di bidang periklanan. Walter Dill Scott kemudian menerbitkan buku yang berjudul The Teory of Advertising di tahun 1903 dan The Psychology of Advertising tahun 1908. Buku tersebut dipandang sebagai buku pertama yang membahas dunia kerja dari aspek psikologi.

Buku pertama Walter Dill Scott membahas tentang pendapat dalam mempengaruhi orang dan buku kedua bertujuan mengembangkan efisiensi manusia dengan memanfaatkan taktik seperti imitasi, kompetensi, loyalitas dan konsentrasi. Tahun 1911, Walter Dill Scott kembali mempublikasikan buku dengan judul Influence Men in Business and Increasing Human Efficiency in Business.

2. Scientific Management (Frederick Taylor)

Scientific Management dipelopori oleh Frederick Taylor. Scientific management membahas mengenai cara paling efisien dalam melakukan suatu pekerjaan serta menciptakan alat mekanik yang sesuai dengan struktur tubuh manusia. Alat mekanik tersebut digunakan untuk membantu melakukan pekerjaan. Sarjana psikologi bersama dengan sarjana teknik melakukan eksperimen dalam menciptakan kesesuaian peralatan kerja, lingkungan fisik, proses kerja dengan berbagai keterbatasan manusia.

3. Industrial Management Technique (Lilian Moller Gilberth)

Lilian Moller Gilberth merupakan psikolog wanita yang berkontribusi pada perkembangan awal psikologi industri dan organisasi. Lilian Moller Gilberth mengemukakan efek dari stres dan kelelahan pada tenaga kerja. Suaminya, Frank Gilberth adalah pioner dari teknik industrial manajemen.

4. Psychology and Industrial Efficiency (Hugo Munsterberg)

Hugo Munsterberg menerbitkan buku berjudul The Psychology of Industrial efficiency di tahun 1913. Buku karangan Hugo Munsterberg tersebut menjelaskan secara lebih luas psikologi di industri. Pemikiran Hugo Munsterberg menekankan ada perbedaan karakter individu dalam organisasi. Hugo juga menekankan perlunya meningkatkan pengaruh budaya dan sosial pada organisasi.

Perang Dunia 1 (1917-1918)

Pada masa ini para ahli psikologi yakin bahwa mereka dapat memberikan pelayanan yang bernilai bagi negara. Dalam masa perang dunia I, ada dua poin penting yang menjadi sejarah psikologi industri dan organisasi. Dua poin tersebut adalah

1. Robert Yerkes : Army α dan Army β

Pada masa itu Robert Yerkes adalah presiden dari American Psychology Association (APA). APA membuat prosedur untuk penerimaan tentara atau army. Prosedur penerimaan tersebut juga melihat kesehatan mental dari calon tentara. Ahli psikologi juga menganalisa motivasi dan moral para prajurit. Army Alpha merupakan seri tes intelijensi umum yang dikembangkan untuk para tentara dan Army Beta adalah tes khusus bagi calon tentara yang tidak dapat berbahasa inggris.

2. Walter Dill Scott: Job Analysis dan Performance Appraisals
Pada masa ini Walter Dill Scott dan asosiasinya membangun firma konsultasi psikologi yang mengaplikasikan prosedur job analysis pada U.S Army untuk sektor privat. Walter Dill Scott melihat perkembangan spesifikasi pekerjaan pada petugas di U.S Army sebelum memulai firma konsultasinya.
Antara Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 (1919-1940)

1. Fungsionalisme

Fokus utama aliran fungsionalisme adalah adaptasi diri manusia pada lingkungan. Banyak riset psikologi yang muncul karena semangat aliran fungsionalisme ini. Salah satu badan riset dibangun  di Carneigie Institue oleh Walter Bingham. Badan ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah menggunakan penelitian psikologi, aktivitas badan ini kemudian berfokus pada seleksi dan penempatan.

2. Psychological Corporation (James Cattell)

Konsep Psychological Corporation ditemukan oleh James Cattell. Tujuan dari psychological corporation adalah mengembangkan psikologi dan mempromosikan penggunaannya dalam industri.

3. Hawthorne Studies

Hawthorne studies adalah penelitian yang dimulai pada akhir 1920 di perusahaan Western Electric dan berfokus pada ketertarikan psikologi industri dan organisasi tentang bagaimana perilaku kerja dimanifestasikan dalam konteks organisasi. Hasil dari Hawthorne studies adalah kondisi psikologi dan sosial lingkungan kerja berpotensi lebih penting dari kondisi fisik lainnya.

Perang Dunia 2 (1941-1945)

Banyak teknik yang ditemukan dan digunakan secara umum pada masa ini. Assessment center dan tes kelompok diawali pada masa ini. Tugas yang dikerjakan oleh ahli psikologi industri dan organisasi pada masa ini adalah melakukan seleksi calon prajurit dengan didasarkan kemampuan calon prajurit untuk belajar. Tugas ini menimbulkan tes yang disebut battery test ACGT atau army general calssification test. Tes tersebut yang menginspirasi tes bakat berbentuk battery test hingga saat ini. Saat ini dikenal juga situasional test. Situasional test merupakan test untuk calon intel di kemiliteran. Assessment centre di Indonesia terinspirasi dari situasional test ini.

Masa ini juga psikologi mengembangkan engineering psychology. Engineering psychology muncul karena adanya tugas melakukan seleksi serta pelatihan bagi calon pilot militer. Psikologi harus menciptakan metode baru untuk melaksanakan tugas tersebut dengan membuat berbagai instrumen pengukur. Kurt Lewin mendirikan Research Center for Group Dynamic pada tahun 1945. Research center ini banyak melakukan penelitian tentang perilaku kelompok.
Pasca Perang Dunia (1946-1963)

Terjadi ledakan ekonomi setelah Perang Dunia II yang mendorong masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi di Amerika. Perguruan tinggi juga semakin banyak menawarkan program Psikologi Industri dan Organisasi dan berbagai spesialisasinya. Tahun 1950 hingga sekitar 1960 menjadi masa perkembangan psikologi industri dan organisasi terutama dalam lingkup motivasi kerja.

Pada masa ini Maslow dan Carl Roger mengemukakan teori motivasi, dimana teori tersebut menjadi dasar dari human relation movement. Flanagan juga mengajukan critical incident technique yang berguna dalam memahami pekerjaan. Penerapan psikologi dalam bidang penjualan juga mulai berkembang dimasa ini, dimana ada penelitian mengenai perilaku konsumen. Kebiasaan mengambil keputusan pembelian dikaji dan diteliti. Bidang pelatihan dan pengembangan individu didasarkan pada penerapan prinsip psikologi mulai dikaji di masa ini.
John Locke mengemukakan teori motivasi di akhir tahun 1960. Teori John Locke dikenal sebagai goal dari setting theory. Pada masa ini banyak teori yang muncul seperti Two-factor theory yang dikemukakan Herzberg, teori kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency models of leadership dikemukakan oleh Fred Fieder dan bureau organization yang dikemukakan Max Weber.
Katz dan Kahn pada akhir tahun 1960-an mempublikasikan buku yang berjudul “The Social Psychological of Organization”. Buku ini merupakan buku klasik psikologi industri dan organisasi.

Teori Psikologi Industri dan Organisasi
Secara umum ada tiga tahap perkembangan teori yang digunakan dalam industri dan organisasi yaitu teori klasik, teori neoklasik dan teori modern. Berikut ini penjelasannya :

1. Teori Klasik

Teori klasik berkembang sejak abad ke-19 atau mulai tahun 1800-an. Teori klasik disebut juga sebagai teori mesin atau teori tradisional. Teori ini menjelaskan organisasi sebagai lembaga tersentralisasi, petunjuk yang diberikan bersifat mekanistik struktural tanpa adanya kreatifitas. Dalam teori ini manusia dianggap seperti mesin dimana dapat dipasang setiap saat dan diganti sesuai dengan perintah pemimpin.

Menurut penganut teori klasik terdapat empat unsur pokok dari organisasi yaitu disiplin, doktrin, kekuasaan dan pelayanan. Berdasarkan teori klasik, organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, tujuan, kekuasaan, kegiatan, komunikasi, peran serta faktor lain ketika orang bekerjasama.

Teori klasik berkembang menjadi tiga aliran, antara lain:

Teori Birokrasi: Teori birokrasi dalam aliran teori klasik dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Max Weber.
Manajemen ilmiah: Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Taylor pada tahun 1900.
Teori administrasi: Teori administrasi dikembangkan oleh Lyndall Urwick dan Henry Fayol. Mooney dan Reiley juga berkontribusi dalam teori ini.
Baca juga: Psikologi pendidikan

2. Teori Neoklasik

Aliran yang muncul setelah teori klasik adalah teori neoklasik. Teori neoklasik disebut dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori neoklasik muncul untuk menyempurnakan teori klasik dan muncul karena ketidakpuasan terhadap teori klasik. Teori ini menekankan aspek sosial dan psikologis karyawan yang menjadi individu atau kelompok kerja. Hugo Munsterberg yang menulis Psychology and Industrial Efficiency menjadi salah satu tokoh pencetus neoklasik. Teori klasik diawali dengan percobaan Hawthrone.

Teori neoklasik menyatakan ada tiga hal yang diperlukan untuk pembagian kerja, antara lain:

Perluasan kerja yang menjadi kebalikan spesialisasi pekerjaan.
Partisipasti atau keterlibatan semua orang dalam pengambilan keputusan
Manajemen dari bawah ke atas akan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

3. Teori Modern

Teori modern berkembang sejak tahun 1950. Teori ini muncul dari ketidakpuasan akan dua teori yang muncul sebelumnya. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut teori modern adalah analisa sistem atau teori terbuka. Teori ini merupakan perpaduan dari teori klasik dan teori neoklasik. Teori modern banyak melibatkan unsur organisasi bahkan semua unsur organisasi. Menurut teori modern semua unsur organisasi saling bergantung dan menjadi satu kesatuan. Organisasi adalah sistem terbuka yang berhubungan dengan lingkungan.

Spesialisasi Psikologi Industri dan Organisasi
Perkembangan psikologi industri dan organisasi memunculkan beberapa spesialisasi dari cabang ilmu psikologi ini, yaitu:

Psikologi Personalia. Psikologi personalia membahas pengelolaan tenaga kerja yang dimulai dari perencanaan, penerimaan tenaga kerja, penempatan, pengembangan tenaga kerja, pemeliharaan hingga keluarnya tenaga kerja dari perusahaan.
Psikologi Konsumen Psikologi konsumen mempelajari dinamika perilaku konsumen terkait dengan pengambilan keputusannya dalam melakukan pembelian. Psikologi konsumen juga membuat penelitian terkait konsumen serta menyusun strategi untuk menarik minat konsumen. Perlindungan hak-hak konsumen juga dibahas oleh psikologi konsumen.
Perilaku Organisasi. Perilaku organisasi membahas mengenai tingkah laku manusia didalam organisasi baik sebagai individu maupun anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan performa kerja individu dalam organisasi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Psikologi industri da organisasi membahas mengenai kesehatan dan keselamatan kerja untuk meningkatkan performansi kinerja organisasi.
Analisis Jabatan. Analisis jabatan mempelajari susunan deskripsi serta spesifikasi jabatan dari setiap pekerjaan dan setiap posisi di organisasi.
Ergonomi. Ergonomi membahas mengenai interaksi antara mesin dan manusia di tempat kerja dan bagaimana menciptakan kenyamanan dan keamanan kerja.
Psikologi Sumber Daya Manusia. Psikologi sumber daya manusia membahas tentang proses pengembangan manusia baik secara individu, kelompok atau organisasi.
Peran Psikologi Industri
Psikologi industri dan organisasi memiliki peran yang penting dalam mengembangkan sumber daya manusia dan organisasi. Psikologi industri dan organisasi melakukan penilaian dan penyusunan hal-hal dibawah ini:

1. Rekrutmen dan Seleksi

Rekrutmen merupakan suatu upaya untuk mengajak orang yang sesuai kualifikasi untuk melamar suatu pekerjaan. Kunci keberhasilan rekrutmen ditentukan oleh metode yang digunakan dan pemenuhan target pelamar. Banyak tantangan dalam proses rekrutmen yang meliputi jenis pekerjaan, reputasi organisasi, kondisi ekonomi serta urgensi pemenuhan posisi. Seleksi adalah proses pemilihan pelamar. Proses ini melibatkan suatu standar tertentu untuk pekerjaan. Individu selanjutkan akan ditempatkan sesuai kualifikasinya jika telah lolos dari proses seleksi.

2. Sikap Kerja

Psikologi industri dan organisasi juga membahas mengenai sikap kerja dari tenaga kerja dalam suatu organisasi. Sikap kerja meliputi:

Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan individu yang positif mengenai organisasi dan pekerjaan yang dihadapi. Hal ini termasuk sikap positif individu pada tugas dari pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Komitmen. Komitmen adalah rasa setia dari tenaga kerja terhadap atasan, organisasi atau pekerjaannya.
Organizational Citizenship Behavior. Organizational Citizenship Behavior merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan kontribusi dari tenaga kerja dimana kontribusi tersbeut melebihi tugasnya.
Antisocial behavior in workplace. Antisocial behavior terkait dengan perilaku yang membahayakan baik bagi organisasi atau bagi rekan kerja yang terjadi dalam setting kerja.

3. Training dan pengembangan

Psikologi industri dan organisasi membahas mengenai training dan pengembangan individu dalam setting kerja. Training merupakan suatu proses dimana individu mendapatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Penilaian kinerja

Psikologi industri dan organisasi juga meliputi penilaian kinerja. Penilaian dilakukan untuk melihat perkembangan kinerja individu dalam periode tertentu, apakah semakin baik atau semakin buruk. Penilaian kinerja menjadi dasar bagi organisasi untuk melakukan tindakan tertentu bagi individu.

Ruang Lingkup Psikologi Industri dan Organisasi
Terdapat beberapa kajian yang berada dalam ruang lingkup psikologi industri dan Organisasi, antara lain:

a. Psikologi industri dan organisasi sebagai ilmu

Psikologi industri dan organisasi mulai berkembang dan berdiri sendiri sebagai keilmuan setelah perang dunia II. Pengembangan keilmuan psikologi industri dan organisasi diaplikasikan dalam industri dan organisasi. Psikologi industri dan organisasi menggunakan berbagai pendekatan dan prinsip keilmuan psikologi untuk mengatasi berbagai masalah ditempat kerja.

b. Psikologi industri dan organisasi mempelajari perilaku manusia

Psikologi industri dan organisasi mempelajari tingkah laku manusia dalam setting kerja, baik perilaku yang dapat diamati maupun perilaku yang tidak dapat diamati. Perilaku yang dapat diamati contohnya adalah menulis, berbicara, cara jalan, cara duduk dan sebagainya, sementara yang tidak dapat diamati secara fisik adalah pemikiran, motivasi, kepuasan dan sebagainya.

c. Perilaku manusia dalam perannya sebagai konsumen dan tenaga kerja

Psikologi industri dan organisasi mempelajari manusia dalam dunia kerja dengan dua peran yaitu sebagai konsumen dan sebagai tenaga kerja. Psikologi indutri dan organisasi mempelajari manusia dalam dunia kerja dan interaksinya dengan pekerjaan, organisasi, lingkungan fisik serta lingkungan psiko-sosial di tempat kerja. Sebagai konsumen individu menjadi pembeli dan pengguna produk dan jasa organisasi.

d. Perilaku manusia dipelajari secara perorangan dan kelompok

Organisasi memiliki unit kerja yang terdiri dari sub bagian yang lebih kecil. Bagian tersebut akan semakin kecil hingga pada peran masing-masing individu. Psikologi industri dan organisasi mempelajari bagaimana hubungan dan dampak kelompok terhadap perilaku individu dan sebaliknya bagaimana individu mempengaruhi kelompok. Psikologi industri dan organisasi juga membahas mengenai pola, struktur serta jenis organisasi yang dapat mempengaruhi tenaga kerja.
Obyek Kajian Psikologi Industri
1. Organisasi

Psikologi industri dan organisasi adalah pengaplikasian psikologi ditempat kerja maka tidak akan terlepas dari organisasi. Psikologi Industri dan organisasi membahas mengenai organisasi mulai dari desain organisasi, teori organisasi, budaya organisasi, perubahan dan pengembangan organisasi serta perilaku organisasi.

2. Kelompok

Organisasi dapat berjalan dengan efektif jika ada interaksi antar kelompok kerja. Kelompok dalam bahasan psikologi industri dan organisasi meliputi proses kelompok, dinamika kelompok dan komunikasi didalam kelompok.

3. Individu

Individu dalam kajian psikologi industri dan organisasi berkaitan dengan rekrutmen dan seleksi, pengembangan individu, perencanaan karir serta berbagai proses belajar individu dalam organisasi.

Aspek-aspek Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi industri dan organisasi memiliki aspek dibawah ini:

a. Personel

Para ahli psikologi industri dan organisasi berkaitan dengan praktek personel yang meliputi bidang seperti analisis pekerjaan, merekrut pelamar, memilih karyawan, menentukan tingkat gaji, pelatihan karyawan dan mengevaluasi kinerja karyawan. Ahli yang bekerja di bidang ini memilih alat tes atau membuat alat tes yang baru untuk digunakan dan rekrutmen dan promosi karyawan.

Profesional dalam psikologi industri dan organisasi juga menganalisis pekerjaan untuk memperoleh gambaran lengkap dari setiap pekerjaan karyawan untuk membuat deskripsi pekerjaan. Para profesional psikologi industri dan organisasi selanjutnya membangun instrumen penilaian kinerja untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Para profesional juga menguji berbagai metode untuk mengembangkan karyawan.

b. Organisasi

Psikologi industri dan organisasi membahas masalah kepemimpinan, kepuasan kerja, motivasi karyawan, komunikasi organisasi, manajemen konflik, perubahan organisasi dan proses kelompok dalam sebuah organisasi. Psikolog industri dan organisasi dapat memberikan survei mengenai sikap karyawan untuk mendapat informasi mengenai pandangan karyawan terkait kekuatan dan kelemahan organisasi.

c.Faktor Manusia

Psikologi industri dan organisasi mempelajari mengenai desain tempat kerja, interaksi antara manusia dan mesin, desain ergonomi dan memperhitungkan masalah kelelahan fisik dan stres. Dalam hal ini psikologi dapat bekerja dengan insinyur dan profesional teknis lainnya untuk membangun dan mengembangkan tempat kerja yang lebih aman dan lebih efisien.
Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi
Terdapat dua pendekatan dalam mencapai tujuan psikologi industri dan organisasi. Pendekatan tersebut adalah industri dan organisasi. Pendekatan industri berfokus pada penentuan kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan organisasi kepegawaian.

Industri juga dimaksudkan pada kompetensi yang dimiliki karyawan dan bagaimana kompetensi karyawan dapat ditingkatkan melalui training. Pendekatan organisasi menciptakan struktur organisasi dan budaya yang memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan. Organisasi juga memberi informasi yang diperlukan karyawan untuk untuk melakukan pekerjaan mereka. Organisasi juga memberikan situasi kerja yang aman.

Manfaat Psikologi Industri dan Organisasi
Psikologi industri dan organisasi memiliki peran positif dan penting bagi organisasi. Psikologi industri dan organisasi bermanfaat untuk:

Membantu organisasi dan perusahaan dalam mencapai tujuan
Menjembatani kebutuhan individu dan kebutuhan organisasi
Meningkatkan kemampuan individu dalam setting kerja sehingga bukan saja meningkatkan kompetensi individu tapi juga mengembangkan perusahaan
Menjamin kesejahteraan tenaga kerja dengan memperhatikan kepuasan kerja
Baca juga: psikologi konseling

Itulah informasi mengenai psikologi industri dan organisasi. Secara singkat psikologi industri dan organisasi adalah cabang psikologi yang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting kerja baik bagi individu dalam tempat kerj, bagi kelompok atau bagi organisasi.


sumber :
https://dosenpsikologi.com/psikologi-industri-dan-organisasi