Psikologi
Kognitif – Sejarah, Peranan, Ruang Lingkup, dan Penjelasannya
Sebelum mengambil
pengertian tunggal mengenai psikologi kognitif, perlu adanya pengertian yang
mendasari dari dua kata tersebut, Psikologi kognitif sendiri terdiri dari dua
kata dasar yaitu Psikologi dan kognitif, dan berikut merupakan pengertian dari
kata psikologi dan kognitif secara independen.
Psikologi
Yang pertama adalah
kata “psikologi”, kata psikologi merujuk pada kata “psycho” yang berarti jiwa,
dan “logos” yang memiliki makna ilmu. Dan dalam perkembangannya kemudian
istilah psikologi berarti ilmu jiwa atau yang kerap kali disebut dengan imu
yang mempelajari mengenai gejala-gejala kejiwaan. Akan tetapi dengan semakin
modernya jaman psikologi kemudian diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai tingkah laku manusia.
Kognisi
Sedangkan mengenai
pengertian dari kognisi atau kogitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai
hal-hal yang dialami manusia, diantaranya adalah seperti sikap, ide, harapan
dan sebagainya. Terlepas dari itu belum ada kesepakatan secara umum mengenai
kata yang serapan dari cognition.
Jadi, pengertian dari
psikologi kognitif adalah ilmu pengetahuan yang secara perspektif mengkhususkan
diri pada lingkup perspektif pemikiran ingatan manusia, psikologi ini
menggambarkan bahwa manusia adalah proses maklumat yang secara aktif seperti
menyerupai motofora dunia komputer. Pada definisi selanjutnya, dijabarkan bahwa
yang dinamakan psikologi kognitif adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari proses mental dan pada umumnya membahas mengenai bagaimana cara
berfikir, melihat, daya ingat, dan belajar dari seseorang. Fokus utama dari ilmu
psikologi kognitif adalah mengenai bagaimana cara manusia memperoleh,
memproses, serta menyimpan maklumat.
Beberapa pendapat
menyetakan bahwa pengertian dari psikologi kognitif adalah ilmu psikologi yang
mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indra seseorang
kemudian diproses dalam jiwa orang tersebut sebelum diendapkan dalam kesadaran
atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, dan pada dasarnya psikologi kognitif
merupakan hal-hal yang berhubungan dengan sikap, ide, harapan, dan sebagainya.
Sejarah Psikologi
Kognitif
Perkembangan dari
psikologi kognitif erat hubunganya dengan perkembangan tokoh-tokoh yang ada dam
membesarkan nama psikologi kognitif sehingga pada saat ini dikenal sebagai
salah satu cabang dari ilmu psikologi, dan berikut merupakan perkembangan
sejaran dari psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlibat dan
menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu metode psikologi
kognitif.
Aristoteles dan Plato
Sejarah psikologi
kognitif berawal dari kolaborasi guru dan murid yaitu Aristotle dan Plato. Pada
kala itu Plato dan muridnya Aristotle memperdebatkan mengenai cara manusia
dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, seerta alam, Plato memiliki
pendapata bahwa manusia mendapatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara
logis yang kemudian disebut sebagai aliran rasionlisme.
Wilhelm Wundt
pada abad 19 dan 20,
Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari tanah Jerman memberikan
mendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sensori melalui cara
instropeksi. Untuk memahami proses perpindahan maklumat atau cara berfikir, maka
maklumat tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berfikir yang lingkupnya
jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berfikir
akan tetapi, aliran fungsionalisme memiliki pendapat bahwa sangat penting untuk
manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.
3. Edward Lee Thorndike
Pada Tahun 1874 sampai
1949, nama Edward lee Thorndike muncul, yang kemudian muncul sebuah aliran yang
dinamai aliran asosiasi, aliran ini adalah aliran yang mulai menggunakan
stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan antara
stimulus dan respon pada proses belajar. Berdasarkan pendekatan behaviorisme
radikal yang dicetuskan oleh ilmuan B.F. Skinner pada tahun 1904 sampai 1990
menyatakan bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia untuk belajar,
perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelakan dengan penguatan
antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.
Penjelasan mengenai
pendekatan behaviorisme yang kurang dapat menjawab alasan-alasan perilaku
manusia yang memiliki perbedaan, seperti misalnya ketika melakukan perencanaan
pilihan dan sebagainya. dari hal ini kemudian psikologi kognitif muncul sebagai
sebuah oase pengetahuan baru yang kemudian dikemukaan oleh Edward Tolman yang
mempercayai bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia adalah
memiliki suatu tujuan, yang membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses
kognisi. Yang akhirnya membawa nama Tolman sebagai Bapak psikologi kognitif
modern.
Perkembangan Psikologi
Kognitif
Perkembangan dari
psikologi kognitif muncul pada era 60-an sebagai buntut dari ketidakpuasan
manusia terhadap konsep manusia menurut pandangan behavioralistik dan
psikoanalisa. Konsep yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif
terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir. Konsep kognitifisme muncul lantaran pemikiran
kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki
kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya.
Perspektif psikologi
kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang dialami
juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral
atau bersifat jasmani, walaupun dalam kenyataanya hal-hal yang bersifat
behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan atau peristiwa belajar misalnya
seorang siswa.
Baca juga : Cabang –
cabang Psikologi
Secara kasat mata,
proses belajar dari seorang siswa adalah selalu mengandalkan gerak lahiriah
seperti gerakan yang dihasilkan oleh mulut dan tangan baik itu untuk
mengucapkan kata-kata dalam proses belajar ataupun tangan bergerak seiring
proses gerakan pena, tetapi perilaku yang mendasari seorang siswa dalam
melakukan hal-hal tersebut bukan hanya didasari dari stimulus yang ada, akan
tetapi jauh diatasnya adalah dorongan mental yang dari otak siswa tersebut yang
pada akhirnya memutuskan untuk menggerakan tangan dan juga pengucapan
kata-kata.
Seoarang peneliti
psikologi Ormrod pada tahun 2007 menyatakan, bahwa Psikologi kognitif merupakan
perspektif teoritis yang mengkhususkan penelitianya pada proses-proses mental
yang mendasari pembelajaran dan perilaku. Gredler juga menjelaskan bahwa Teori
belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi orang-orang yang paham akan
konsep ini dapat mengetahui secara gamblang bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun jauhlebih erat dari itu,
kegiatan belajar juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dari otak
dan fikiran seoarang manusia.
Konsep psikologi
kognitif khusus mempelajari dan menggali sebagain spesifikasi otak manusia,
kognisi yang merupakan suatu aset dalam benak manusia, sebagai pusat pengendali
dari beragam aktivitas yang digunakan untuk mengenali lingkungan, melihat
beragam masalah, mengenalisa berbagai masalah, mencari informasi baru, dan
menari kesimpulan.
Konsep kognitif adalah
proses mental yang aktif mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, oleh
karena itu sebuah perilaku tidak dapat diukur dan dilihat tanpa melihat proses
mentalnya, contohnya saja seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan atau
sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan psikolohi
kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental yang
aktif untuk memperoleh informasi guna terjadinya perubahan tingkah laku.
Dalam psikologi
kognitif ada dua konsep dasar dar psikologi kognitif yaitu kognisi dan
pendekatan kognitif, damn berikut adalah penjelasan secara lebih mendalam
mengenai keduanya.
Kognisi
Dalam istilah kognisi,
psikologi kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari proses-proses
mental atau aktifitas dari pikiran seorang manusia, contohnya seperti
proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran, dan juga pemecahan suatu
masalah. Dan berikut adalah contoh contoh pendekatan psikologi yang berkaitan
dengan informasi.
Proses Persepsi
Sebagai contoh dapat
diambil perumpamaan seorang mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah dengan
motivasi yang rendah, akan tetapi dalam kelas di mata kuliah tersebut, dosen
memberikan nilai yang dipukul rata antara mahasiwa yang aktif dan pasif.
Kemudian muncul persepsi bahwa dia tidak perlu belajar dengan sungguh-sungguh
karena tidak akan berpengaruh pada nilai mata kuliahnya tersebut.
Ingatan
Kemampuan seseorang
dalam mengingat informasi atau suatu berita dari sekedar membaca dengan
menulisnya secara ulang akan lebih baik, karena dengan menulis, seseorang dapat
membaca informasi tersebut dua kali lipat, pikiran dan otak manusia akan lebih keras
bekerja ketika menulis karena berusaha secara beriringan untuk memahami dan
menyimpan informasi yang didapatkan. sedangkan dengan membaca kita hanya
mengandalkan separuh ingatan tanpa pemahaman.
Bahasa
Sebuah informasi akan
lebih mudah dimengerti dan dipahami ketika ketika bahasa yang digunakan sesuai
dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang melakukan komunikasi, sehingga
informasi tersebut akan lebih maksimal ketika digunakan, dengan hal itu otak dan
pikitan manusia dapat mencerna apa yang disampaikan dan bisa menerima makna
dari informasi tersebut.
Penalaran
Seseorang yang memiliki
kemampuan penalaran yang tajam akan mudah mendapatkan informasi terkait dengan
masalah tersebut tidak hanya dari satu sisi saja, namun juga diperoleh dari
bagian lain, karena suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.
Persoalan
Sikap dan perilaku dari
seorang manusia dapat mencerminkan masalah yang sedang mereka hadapi. keberdaan
dari sikap dan perilaku iniapabila digabungkan dengan informasi yang sudah ada,
maka dapat menciptakan suatu solusi.
2. Pendekatan kognisi
Sebagai suatu
pendekatan maka psikologi kognitif dapat disebut dan dipandang sebagai cara
tertentu dalam mendekati berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia psikologi
manusia. Konsep pendekatan kognisi ini menekankan pada peran-peran persepsi,
pengetahuan, ingatan, sertaproses-proses berpikir bagi perilaku manusia. Dan
berikut merupakan penjelelasan mengenai ketiganya.
Peran-Peran Persepsi
Orang yang memiliki
berpersepsi akan berpikir bahwa kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang
tertunda, orang tersebut akan senantiasa berusaha bangkit untuk mencoba lagi
ketika mengalami kegagalan, walaupun orang tersebut tidak tahu kapan dia akan
berhasil. Karena jauh didalam dipikirannya semakin dia mencoba, semakin banyak
informasi yang ia dapatkan, maka dia dapat meminimalisir tingkat kesalahan dan
menghindari kesalahan yang sudah pernah ia buat. Hal tersebut menjadikannya sebagai
pribadi yang sabar dan ulet serta pantang menyerah
Pengetahuan
Orang yang memiliki
pengetahuan yang luas dan besar dari pengalaman, biasanya orang tersebut lebih
mengerti dan dapat mengelola serta mengatur informasi dengan cepat, karena dia
tahu bagaimana cara mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.
Proses-proses Berpikir
Lajar belakang seperti
jenjang pendidikan, lingkungan sekitar serta cara hidup mempengaruhi
proses-proses dan pola berpikir kita sebagai manusia yang tumbuh dan
berkembang. Orang yang berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan
dan cara hidup yang modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara
yang berbasis teknologi yang lebih cepat dan praktis, hal ini diketahui karena
mereka telah dibentuk menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang
cepat.
Kognitif dalam
Prespektif Psikologi
Psikologi kognitif
disebut sebagai perpaduan antara ilmu psikologi I Gestalt dan psikologi
berhavioristik, akan tetapi para ahli mendapati bahwa psikologi kognitif
berbeda dengan ilmu psikologi yang disebutkan diatas. Psikologi kognitif
dianggap memiliki perbedaan aliran baik dengan psikologi I Gestalt dan
psikologi behavioristik. Psikologi kognitif berdiri sendiri yang merupakan
cabang ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai proses mental, tentang
bagaimana seorang manusia berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar mengenai
bagaimana menjalankan fungsi utama dari otak atau yang biasa disebut dengan
istilah berfikir.
Dalam kondisi ini otak
merupakan sistem fisik dalam bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan
sebab akibat, otak dapat menampung ingatan secara tak terhingga dan apapun yang
masuk dalam sistem memorinya secara simultan. Otak akan membentuk sebuah kategori
yang sangat konseptual dari hasil kemampuan membedakan pengindraan dan
menghasilkan kemampuan yang tidak terbatas.
Ilmuan psikologi
Sudarwan dan Khairil pada tahun 2010 menyatakan pendapatnya, bahwa psikologi
kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia
lebih baik dari yang seharusnya. Dalam penjelasanya mengenai teori kognitif,
dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor
individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi
yang kelak akan berjalan terus menerus tanpa berhenti selama dan sepanjang
hayat.
Kemudian ada sekelompok
terpelajar yang menamakan diri Solso, dkk. Pada tahun 2008 kelompok ini menyatakan, bahwa yang dinamakan psikologi
kognitif adalah ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. Psikologi kognitif
secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana
membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran dan
membahas formulasi dan produksi jawaban Anda. Sebagaimana perkembanganya
kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang dan disebut sebagai bahan ajar terhadap
proses-proses yang melandasi dinamika mental walaupun secara nyata psikologi
kognitif mempelajari secara keseluruhan segala hal yang seseorang lakukan.
Peran Psikologi
Kognitif
Ada beberapa faktor
pendorong lahir dan berkembangnya informasi dari dunia psikologi, satu
diantaranya adalah peranan dari psikologi kognitif, dalam dunia psikologi pada
khususnya dan dalam kehidupan sehari hari pada umumnya mempelajari psikologi
kognitif memiliki urgensi untuk dipelajari, dengan mempertimbangkan hal-hal
tertentu, misalnya saja adalah:
Psikologi kognitif
berperan penting karena kognisi merupakan proses mental atau pikiran yang
memiliki peran penting dan mendasar untuk studi studi psikologi manusia.
Psikologi kognitif
memiliki pandangan yang berpengaruh besar dan berperan penting bagi
bidang-bidang ilmu psikologi lainnya, misalnya saja psikologi kognitif umum
digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
pikologi kognitif juga
berperan penting karena melalui konsep-konsep kognisi, seseorang bisa mengelola
informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik. Hal ini dirasa sangat
krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi sangat canggih dan
perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.
Lingkup Studi Psikologi
Kognitif
Psikologi kognitif
memiliki kawasan lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas,
dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang
sangat kompleks. Lingkup studi kognitif meliputi beberapa hal seperti persepsi,
pencatatan sensori, pengenalan pola, dan perhatin, ingatan dan pembentukan
konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan
kreativitas, pembuatan keputusanintelegensi manusia, dan intelegensi buatan,
hubungan antara emosi atau suasana hati (mood) dengan proses kognitif manusia.
Konsep tersebut dicetuskan oleh ilmuan MS. Suharnan pada tahun 2005. Berikut
merupakan pembahasan mengenai tiga belas lingkup setudi dalam psikologi
kognitif.
Persepsi atau dalam
bahasa inggris disebut perseption adalah
merupakan sebuah proses untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus
yang diterima oleh alat indera yang dimiliki manusia. Persepsi ini melibatkan
pengunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan seorang manusia.
Persepsi merupakan proses yang paling awal dalam didalm keseluruhan pemrosesan
informasi yang dilakukan oleh manusia.
Demikian ulasan
mengenai bagaimana sisi kognitif dipandang dalam prespektif psikologi. Berikut
dengan peranan dan ruang lingkupnya.
sumber :
https://dosenpsikologi.com/psikologi-kognitif
0 komentar:
Posting Komentar