Teori
Psikologi Humanistik – Pengertian – Jenis
Dalam ilmu psikologi,
terdapat tiga peristiwa revolusioner yang akan mempengaruhi pemikiran pada
psikologi modern berupa teori belajar menurut para ahli. Peristiwa pertama
adalah lahirnya teori psikologi kepribadian berupa psikoanalisa, yang
menyatakan bahwa manusia hadir sebagai bentuk dari naluri ke konflik dan
konflik ke konflik.
Kesimpulan yang kurang
menyenangkan ini muncul dari hasil pengamatan terhadap berbagai gangguan
psikologis, yang ditekankan oleh Freud bahwa tingkah laku manusia dikendalikan
oleh kekuatan yang irasional dan tidak sadar. Peristiwa revolusioner kedua adalah
lahirnya teori behaviorisme, yang menyatakan ciri – ciri manusia sebagai korban
yang fleksibel, pasif, dan hanya bisa menurut terhadap stimulasi yang datang
dari lingkungannya, atau sebagai bidak dari ketentuan lingkungannya.
Behaviorisme menekankan
adanya persamaan yang esensial antara manusia dan hewan. Kedua teori ini
mempunyai kekurangan pada sudut pandangnya menurut sebagian ahli, maka lahirlah
teori ketiga. Peristiwa ketiga adalah lahirnya teori psikologi humanistik, yang
muncul dengan menggambarkan manusia dengan sangat berbeda dari teori
psikoanalisis dan behaviorisme. Teori belajar humanistik menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang bebas dan selalu mengarah kepada pengungkapan
potensi yang dimilikinya apabila mendapatkan dukungan dari lingkungan.
Awal Perkembangan
Perkembangan teori
psikologi humanistik berkembang sekitar tahun
1950-an sebagai suatu teori yang menentang teori lain yang lebih dulu
ada seperti teori – teori psikoanalisis klasik dan behavioristik. Teori
humanistik menyatakan bahwa kedua teori tersebut bersifat melecehkan nilai –
nilai manusia atau berlawanan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Teori
humanistik mengkritik teori psikososial freud karena dalam teorinya, Freud
menyatakan bahwa tingkah laku manusia didominasi oleh dorongan yang bersifat
primitif dan bersifat hewani.
Sedangkan teori belajar
behavioristik mendapat kritikan karena terlalu fokus dengan penelitian terhadap
binatang dan menganalisis kepribadian secara terpisah. Kesamaan kedua teori ini
yang membuat munculnya teori humanistik adalah bahwa keduanya memandang manusia
hanya sebagai budak yang tidak berdaya yang dikontrol oleh lingkungan serta
masa lalu, dan memiliki sangat sedikit kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Pengertian
Dalam ilmu psikologi,
teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga dari kedua
kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan yaitu
psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena
memfokuskan diri secara khusus pada tingkah laku manusia.
Menurut Yusuf Syamsu
(2007, 141) teori humanistik dapat diartikan sebagai orientasi bersifat
teoritis yang menekankan kepada keunikan kualitas manusia khususnya berhubungan
dengan free will atau kehendak bebas dan potensi untuk mengembangkan diri.
Pandangan Para Ahli
Isu -isu penting
tentang eksistensi manusia menjadi perhatian penting para ahli psikologi
humanistik, teori belajar menurut para ahli seperti aspek cinta, kreativitas,
kesendirian dan perkembangan diri. Para ahli humanistik tidak mempunyai
keyakinan bahwa manusia bisa mempelajari sesuatu dengan melakukan penelitian
terhadap binatang. Para ahli teori humanistik meyakini beberapa hal yaitu:
Manusia memang
mempunyai dorongan bawaan untuk mengembangkan diri
Manusia mempunyai
kebebasan untuk merancang dan mengembangkan tingkah lakunya, dan bukan
merupakan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungannya.
Manusia merupakan
makhluk rasional yang sadar dan tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan
irasional dan konflik.
Teori Humanistik
Abraham Maslow
Abraham Maslow dianggap
sebagai bapak psikologi humanistik yang menghadirkan teori yang komprehensif
atau menyeluruh dan sangat jelas menunjukkan bahwa orientasi humanistik
memiliki pengaruh yang besar terhadap pemikiran modern mengenai perilaku
manusia. Teori Maslow berdasarkan pada anggapan bahwa setiap individu memiliki
dua hal di dalam dirinya:
Adanya usaha yang
positif untuk berkembang
Adanya kekuatan untuk
melawan atau memberi penolakan terhadap perkembangan itu.
Maslow menyatakan bahwa
manusia bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya hierarkis.
Adanya rasa takut pada diri masing – masing individu sekaligus juga adanya
dorongan untuk menjadi lebih maju dan memaksimalkan potensinya, percaya diri
menghadapi dunia luar dan juga bisa menerima dirinya sendiri. Beberapa teori
psikologi lain menurut para ahli yaitu teori identitas sosial, teori
perkembangan anak menurut para ahli, dan teori kepercayaan diri.
Hierarki Kebutuhan
Maslow
Maslow menyusun suatu hierarki
kebutuhan manusia, yang menggunakan susunan piramida untuk menjelaskan dorongan
atau kebutuhan dasar yang memotivasi satu individu, yaitu:
Tingkat pertama
(Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan paling dasar
yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali dan paling mendesak karena berkaitan langsung
dengan pemeliharaan biologis manusia dan juga kelangsungan hidupnya. Antara
lain kebutuhan akan makanan, air, tidur, tempat untuk tinggal, seksual, dan
bebas dari rasa sakit.
Tingkat kedua
ads Kebutuhan tingkat
berikut akan muncul apabila kebutuhan tingkat pertama telah terpenuhi.
Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan, dan bebas dari ancaman bahaya atau
resiko kerugian berupa jaminan keselamatan dari lingkungannya.
Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai
dan memiliki seseorang yang cakupannya untuk membina keintiman atau kedekatan
dengan orang lain, persahabatan, dan adanya dukungan. Kebutuhan ini akan
mendorong individu untuk menjalin hubungan secara afektif dan emosional dengan
individu lainnya, baik lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam lingkungan
keluarga maupun di dalam masyarakat.
Tingkat keempat
Kebutuhan yang
berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan untuk mendapatkan rasa hormat dan
penghargaan dari diri sendiri dan juga dari orang lain. Seseorang perlu
mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang
ada dalam kehidupannya.
Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri
yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan semua kebutuhan dan telah
mengembangkan potensi dirinya secara keseluruhan, adanya kebutuhan akan
kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai dengan keinginan dan potensi yang dia
miliki. Individu yang sudah mencapai tahap aktualisasi diri berarti telah
menjadi manusia seutuhnya dan mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bagi
orang lain tidak pernah terlihat.
Maslow menyimpulkan
bahwa kebutuhan dasar yang berada di tingkat paling bawah dari piramida ini
akan mendominasi perilaku setiap individu sampai kebutuhan – kebutuhan tersebut
terpenuhi pada setiap tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat
diatasnya akan menjadi dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.
Perbedaan pada setiap
individu terletak pada motivasi untuk melakukan sesuatu yang tidak selalu
merupakan hal yang stabil di sepanjang hidupnya. Lingkungan hidup yang
terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke tingkat yang lebih rendah.
Teori Tambahan Maslow
Maslow mengemukakan
tiga teori tambahan sebagai berikut:
Kebutuhan estetis
Kebutuhan ini tidak
bersifat universal karena hanya sedikit orang yang akan termotivasi dengan
kebutuhan akan keindahan dan perlunya mengalami peristiwa menyenangkan secara
estetis. Orang yang mempunyai kebutuhan estetis kuat biasanya menginginkan
lingkungan sekelilingnya selalu indah, teratur dan mereka bisa menjadi sakit
karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
Kebutuhan kognitif
Berupa keinginan
sebagian besar orang untuk mengetahui, memecahkan masalah, dan menyelidiki
suatu hal. Menurut Maslow, satu pribadi yang sehat seharusnya selalu ingin tahu
lebih banyak , memiliki teori tentang sesuatu, menguji hipotesis yang
didapatkannya dan merasa puas hanya dengan mengetahui bagaimana satu hal
bekerja.
Kebutuhan neurotik
Menurut Maslow,
kebutuhan ini bersifat non produktif karena hanya berkisar pada gaya hidup
tertentu yang tidak sehat dan tanpa nilai yang dilakukan individu untuk
mencapai aktualisasi diri.
Teori Carl Rogers
Merupakan salah seorang
pencetus gerakan potensi manusia dengan penekanan pribadi melalui latihan
sensitivitas, kelompok pertemuan, dan lain – lain yang ditujukan untuk membantu
orang supaya memiliki kepribadian yang sehat. Rogers membangun teori nya
berdasarkan praktik interaksi therapeutik yang dia lakukan dengan pasien –
pasiennya. Teori Rogers dinamakan “Person Centered Theory” karena menekankan
kepada sisi subjektif dari seseorang individu.
Pokok Utama Teori
Rogers
Perhatian utama teori
Rogers ditujukan kepada perkembangan atau perubahan kepribadian manusia, maka
dari itu ia tidak menekankan pembahasan pada struktur kepribadian. Dua pokok
utama dalam teori Rogers adalah:
1. Organisme
Menurut Rogers,
organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua fungsinya baik fungsi
fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya semua pengalaman
yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi di dalam
dirinya sendiri dan juga di luar
dunianya.
Keseluruhan dari
pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak akan membangun medan
fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang lain kecuali melalui
inferensi empatik yang tidak sempurna. Dengan demikian, hal ini menunjukkan
bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari kenyataan luar
atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif atau medan
fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self
concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai persepsi tentang
karakteristik ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan
orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai – nilai
yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang
kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri. Adanya konsep
diri berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self
concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua kemungkinan, yaitu
‘congruence’ yang berarti hubungan
mengandung kecocokan, dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan
yang keduanya menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan
mental individu.
Suasana inkongruen
menyebabkan invidu mengalami penyakit mental seperti selalu merasa terancam,
selalu cemas, adanya perilaku defensif dan pikiran yang kaku. Sebaliknya,
kongruen akan menumbuhkan kesehatan mental atau penyesuaian psikologis pada
individu. Teori psikologi lainnya yaitu antara lain teori psikologi
perkembangan, teori psikologi sastra, dan teori penyesuaian diri.
Dengan pembahasan di
atas, jelas bahwa teori psikologi humanistik merupakan teori yang lebih
menonjol untuk mempelajari sisi perkembangan manusia dari aspek kepribadiannya,
dan menetapkan fokus untuk mencari serta menemukan kemampuan setiap individu.
Teori psikologi humanistik sebagai salah satu dari aliran – aliran psikologi
berupa psikologi kepribadian akan sesuai untuk diterapkan pada berbagai materi
pembelajaran yang sifatnya untuk membentuk kepribadian, pembentukan nurani,
perubahan sikap dan menggunakan analisis terhadap fenomena sosial.
sumber :
https://dosenpsikologi.com/teori-psikologi-humanistik
weeee bagussssss
BalasHapusmakasih mbak
BalasHapus