Sabtu, 28 April 2018

Teori Psikologi Humanistik – Pengertian – Jenis


Teori Psikologi Humanistik – Pengertian – Jenis


Dalam ilmu psikologi, terdapat tiga peristiwa revolusioner yang akan mempengaruhi pemikiran pada psikologi modern berupa teori belajar menurut para ahli. Peristiwa pertama adalah lahirnya teori psikologi kepribadian berupa psikoanalisa, yang menyatakan bahwa manusia hadir sebagai bentuk dari naluri ke konflik dan konflik ke konflik.
Kesimpulan yang kurang menyenangkan ini muncul dari hasil pengamatan terhadap berbagai gangguan psikologis, yang ditekankan oleh Freud bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh kekuatan yang irasional dan tidak sadar. Peristiwa revolusioner kedua adalah lahirnya teori behaviorisme, yang menyatakan ciri – ciri manusia sebagai korban yang fleksibel, pasif, dan hanya bisa menurut terhadap stimulasi yang datang dari lingkungannya, atau sebagai bidak dari ketentuan lingkungannya.

Behaviorisme menekankan adanya persamaan yang esensial antara manusia dan hewan. Kedua teori ini mempunyai kekurangan pada sudut pandangnya menurut sebagian ahli, maka lahirlah teori ketiga. Peristiwa ketiga adalah lahirnya teori psikologi humanistik, yang muncul dengan menggambarkan manusia dengan sangat berbeda dari teori psikoanalisis dan behaviorisme. Teori belajar humanistik menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas dan selalu mengarah kepada pengungkapan potensi yang dimilikinya apabila mendapatkan dukungan dari lingkungan.

Awal Perkembangan
Perkembangan teori psikologi humanistik berkembang sekitar tahun  1950-an sebagai suatu teori yang menentang teori lain yang lebih dulu ada seperti teori – teori psikoanalisis klasik dan behavioristik. Teori humanistik menyatakan bahwa kedua teori tersebut bersifat melecehkan nilai – nilai manusia atau berlawanan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Teori humanistik mengkritik teori psikososial freud karena dalam teorinya, Freud menyatakan bahwa tingkah laku manusia didominasi oleh dorongan yang bersifat primitif dan bersifat hewani.

Sedangkan teori belajar behavioristik mendapat kritikan karena terlalu fokus dengan penelitian terhadap binatang dan menganalisis kepribadian secara terpisah. Kesamaan kedua teori ini yang membuat munculnya teori humanistik adalah bahwa keduanya memandang manusia hanya sebagai budak yang tidak berdaya yang dikontrol oleh lingkungan serta masa lalu, dan memiliki sangat sedikit kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Pengertian
Dalam ilmu psikologi, teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga dari kedua kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan yaitu psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena memfokuskan diri secara khusus pada tingkah laku manusia.

Menurut Yusuf Syamsu (2007, 141) teori humanistik dapat diartikan sebagai orientasi bersifat teoritis yang menekankan kepada keunikan kualitas manusia khususnya berhubungan dengan free will atau kehendak bebas dan potensi untuk mengembangkan diri.
Pandangan Para Ahli
Isu -isu penting tentang eksistensi manusia menjadi perhatian penting para ahli psikologi humanistik, teori belajar menurut para ahli seperti aspek cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Para ahli humanistik tidak mempunyai keyakinan bahwa manusia bisa mempelajari sesuatu dengan melakukan penelitian terhadap binatang. Para ahli teori humanistik meyakini beberapa hal yaitu:

Manusia memang mempunyai dorongan bawaan untuk mengembangkan diri
Manusia mempunyai kebebasan untuk merancang dan mengembangkan tingkah lakunya, dan bukan merupakan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungannya.
Manusia merupakan makhluk rasional yang sadar dan tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan irasional dan konflik.
Teori Humanistik Abraham Maslow
Abraham Maslow dianggap sebagai bapak psikologi humanistik yang menghadirkan teori yang komprehensif atau menyeluruh dan sangat jelas menunjukkan bahwa orientasi humanistik memiliki pengaruh yang besar terhadap pemikiran modern mengenai perilaku manusia. Teori Maslow berdasarkan pada anggapan bahwa setiap individu memiliki dua hal di dalam dirinya:

Adanya usaha yang positif untuk berkembang
Adanya kekuatan untuk melawan atau memberi penolakan terhadap perkembangan itu.
Maslow menyatakan bahwa manusia bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya hierarkis. Adanya rasa takut pada diri masing – masing individu sekaligus juga adanya dorongan untuk menjadi lebih maju dan memaksimalkan potensinya, percaya diri menghadapi dunia luar dan juga bisa menerima dirinya sendiri. Beberapa teori psikologi lain menurut para ahli yaitu teori identitas sosial, teori perkembangan anak menurut para ahli, dan teori kepercayaan diri.

Hierarki Kebutuhan Maslow

Maslow menyusun suatu hierarki kebutuhan manusia, yang menggunakan susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi satu individu, yaitu:

Tingkat pertama (Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali  dan paling mendesak karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis manusia dan juga kelangsungan hidupnya. Antara lain kebutuhan akan makanan, air, tidur, tempat untuk tinggal, seksual, dan bebas dari rasa sakit.

Tingkat kedua
ads Kebutuhan tingkat berikut akan muncul apabila kebutuhan tingkat pertama telah terpenuhi. Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan, dan bebas dari ancaman bahaya atau resiko kerugian berupa jaminan keselamatan dari lingkungannya.
Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki seseorang yang cakupannya untuk membina keintiman atau kedekatan dengan orang lain, persahabatan, dan adanya dukungan. Kebutuhan ini akan mendorong individu untuk menjalin hubungan secara afektif dan emosional dengan individu lainnya, baik lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam lingkungan keluarga maupun di dalam masyarakat.

Tingkat keempat
Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari diri sendiri dan juga dari orang lain. Seseorang perlu mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dalam kehidupannya.

Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan semua kebutuhan dan telah mengembangkan potensi dirinya secara keseluruhan, adanya kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai dengan keinginan dan potensi yang dia miliki. Individu yang sudah mencapai tahap aktualisasi diri berarti telah menjadi manusia seutuhnya dan mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bagi orang lain tidak pernah terlihat.

Maslow menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar yang berada di tingkat paling bawah dari piramida ini akan mendominasi perilaku setiap individu sampai kebutuhan – kebutuhan tersebut terpenuhi pada setiap tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat diatasnya akan menjadi dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.

Perbedaan pada setiap individu terletak pada motivasi untuk melakukan sesuatu yang tidak selalu merupakan hal yang stabil di sepanjang hidupnya. Lingkungan hidup yang terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke tingkat yang lebih rendah.

Teori Tambahan Maslow

Maslow mengemukakan tiga teori tambahan sebagai berikut:

Kebutuhan estetis
Kebutuhan ini tidak bersifat universal karena hanya sedikit orang yang akan termotivasi dengan kebutuhan akan keindahan dan perlunya mengalami peristiwa menyenangkan secara estetis. Orang yang mempunyai kebutuhan estetis kuat biasanya menginginkan lingkungan sekelilingnya selalu indah, teratur dan mereka bisa menjadi sakit karena kebutuhannya tidak terpenuhi.

Kebutuhan kognitif
Berupa keinginan sebagian besar orang untuk mengetahui, memecahkan masalah, dan menyelidiki suatu hal. Menurut Maslow, satu pribadi yang sehat seharusnya selalu ingin tahu lebih banyak , memiliki teori tentang sesuatu, menguji hipotesis yang didapatkannya dan merasa puas hanya dengan mengetahui bagaimana satu hal bekerja.

Kebutuhan neurotik
Menurut Maslow, kebutuhan ini bersifat non produktif karena hanya berkisar pada gaya hidup tertentu yang tidak sehat dan tanpa nilai yang dilakukan individu untuk mencapai aktualisasi diri.

Teori Carl Rogers
Merupakan salah seorang pencetus gerakan potensi manusia dengan penekanan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan lain – lain yang ditujukan untuk membantu orang supaya memiliki kepribadian yang sehat. Rogers membangun teori nya berdasarkan praktik interaksi therapeutik yang dia lakukan dengan pasien – pasiennya. Teori Rogers dinamakan “Person Centered Theory” karena menekankan kepada sisi subjektif dari seseorang individu.

Pokok Utama Teori Rogers
Perhatian utama teori Rogers ditujukan kepada perkembangan atau perubahan kepribadian manusia, maka dari itu ia tidak menekankan pembahasan pada struktur kepribadian. Dua pokok utama dalam teori Rogers adalah:

1. Organisme

Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua fungsinya baik fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya semua pengalaman yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi di dalam dirinya sendiri dan  juga di luar dunianya.

Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak akan membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai – nilai yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri. Adanya konsep diri berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua kemungkinan, yaitu ‘congruence’  yang berarti hubungan mengandung kecocokan, dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan yang keduanya menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental individu.

Suasana inkongruen menyebabkan invidu mengalami penyakit mental seperti selalu merasa terancam, selalu cemas, adanya perilaku defensif dan pikiran yang kaku. Sebaliknya, kongruen akan menumbuhkan kesehatan mental atau penyesuaian psikologis pada individu. Teori psikologi lainnya yaitu antara lain teori psikologi perkembangan, teori psikologi sastra, dan teori penyesuaian diri.

Dengan pembahasan di atas, jelas bahwa teori psikologi humanistik merupakan teori yang lebih menonjol untuk mempelajari sisi perkembangan manusia dari aspek kepribadiannya, dan menetapkan fokus untuk mencari serta menemukan kemampuan setiap individu. Teori psikologi humanistik sebagai salah satu dari aliran – aliran psikologi berupa psikologi kepribadian akan sesuai untuk diterapkan pada berbagai materi pembelajaran yang sifatnya untuk membentuk kepribadian, pembentukan nurani, perubahan sikap dan menggunakan analisis terhadap fenomena sosial.


sumber :
https://dosenpsikologi.com/teori-psikologi-humanistik

2 komentar: