Sabtu, 28 April 2018

definisi dan ruang lingkup psikologi klinis


DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KLINIS



Psikologi klinis dapat diartikan secara sempit atau luas.
Secara sempit    : mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal.
Tugas Utama Psikologi Klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di rumah sakit.
Secara luas, : psikologi klinis adalah bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan dan rintangan-rintangan emosional pada manusia, tidak memandang ia abnormal atau subnornmal.
Pengertian
Psikologi Klinis merupakan bentuk psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode-metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat. (American Psychological Association: 1935).

Bidang-bidang kajian yang terkait dengan Psikologi Klinis
1)      Psikopatologi, adalah bidang yang mempelajari patologi atau kelainan dari proses kejiwaan. Istilah ini digunakan dalam lingkungan psikiatri. Psikopatologi sebenarnya tidak termasuk psikologi klinis, walaupun demikian seorang psikolog klinis harus menguasai psikopatologi untuk dapat berhasil dalam pekerjaan diagnostiknya.
2)      Psikologi Medis, merupakan suatu penjabaran dari psikologi umum dan psikologi kepribadian untuk ilmu kedokteran. Tujuannya adalah untuk melengkapi pengetahuan dokter tentang gambaran biologis manusia dengan gambaran kehidupan kejiwaan, fungsi-fungsi psikis, berpikir, pengamatan, afek, sert kehidupan perasaan pada manusia normal.pengetahuan menyeluruh tentang fungsi normal pada individu ini akan menjadi dasar dalam mengenai kejiwaan yang terganggu.
3)      Psikologi Abnormal, istilah ini baru populer pada tahun 50-an. Nama ini diciptakan oleh psikolog-psikolog yang ingin mengklasifikasikan keadaan yang tidak normal yang mungkin terjadi pada individu.
4)      Psikologi Konflik dan Pato-Psikologi, kedua nama ini di usulkan untuk menunjukkan bahwa seseorang yang membutuhkan pertolongan psikolog tidak selalu “sakit”. Pertolongan pskolog dapat diberikan kepada mereka yang mengalami kesulitan, misalnya konflik, ketegangan, dan sebagainya yang dapat mengganggu keseimbangan. Kesulitan ini belum terlalu akut sehingga individu belum perlu dikatakan “sakit”. Kadang-kadang manifestasi dari konflik merupakan tanda dari suatu keadaan yang lebih tinggi dari normal.
5)       Mental Health dan ‘Mental Hygiene’. Istilah ini mental hygiene lebih dekat dengan bidang kedokteran. Istilah ini banyak membahas dari segi penyembuhan. Mental health lebih banyak membahas dari segi preventif. Mental hygiene bertugas mempertahankan dan memelihara kesehatan mental dan mencegah terjadinya gangguan mental. Dalam praktiknya, mental hygiene mancakup juga penyembuhan sedini mungkin atas gangguan mental, membahas tentang bagaimana mempertahankan dan memelihara kesehatan mental, dan mencegah terjadinya gangguan mental.

Ruang Lingkup Psikologi Klinis
Ruang lingkup psikologi klinis mencakup assesment, intervensi, dan penelitian.
1)      Assesment, merupakan proses pengumpulan informasi mengenai klien atau subyek untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai seseorang (Wiramihardja S.A., 2004: 38). Sedangkan menurut Bern dan Nietzel (Markam, 2003) assesmen dalam psikologi klinis, ialah pengumpulan informasi untuk digunakan sebagai dasar bagi keputusan yang akan disampaikan oleh penilaian.
2)       Intervensi, secara umum adalah upaya untuk mengubah perilaku, pikiran, perasaan seseorang. Kendall dan Norton Ford berpendapat bahwa intervensi klinis meliputi penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang menangani masalah-masalah dan mengembangkan kehidupannya yang memuaskan.
3)      Penelitian, dalam psikologi klinis penelitian bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya, dan untuk lebih memahami keunikan perilaku, perasaan, dan pikiran individu klien, bukan untuk mengadakan generalisasi.tujuan dan penekanannya adalah untuk keperluan populasi khusus, misalnya
a)      mengetahui efektivitas suatu perlakuan pada kelompok tertentu,
b)       menentukan tes yang dapat meramalkan kerentanan seseorsng terhadap serangan stroke, dan lain-lain. Metode-metode yang digunakan ialah: metode observasi, penelitian epidemiologi, meode korelasi, eksperimen, penelitian longitudinal, dan desain satu kasus.
Konsep abnormalisasi
1. Abnormalitas menurut Konsepsi Statistik
Secara  statistik  suatu  gejala  dinyatakan  sebagai  abnormal  bila menyimpang dari mayoritas. Dengan demikian seorang  yang jenius sama-sama  abnormalnya  dengan  seorang  idiot,  seorang  yang jujur  menjadi abnormal diantara komunitas orang yang tidak jujur.
2. Abnormal menurut Konsepsi Patologis
Dinyatakan  tidak normal  bila  terdapat  simptom-simptom  klinis  tertentu,  misalnya  ilusi, halusinasi,  obsesi,  fobia,dst.  Sebaliknya  individu  yang  tingkah  lakunya tidak  menunjukkan  adanya  simptom-simptom  tersebut  adalah  individu yang normal.
3. Abnormal menurut Konsepsi Penyesuaian Pribadi
Seseorang  dinyatakan  penyesuaiannya  baik bila  yang  bersangkutan  mampu  menangani  setiap  masalah  yang dihadapinya  dengan  berhasil, itu  menunjukkan  bahwa  dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi maslah dirinya menunjukkan  kecemasan,  kesedihan,  ketakutan,  dst.  yang  pada akhirnya  masalah  tidak  terpecahkan,  maka  dikatakan  bahwa penyesuaian  pribadinya  tidak  baik,  sehingga  dinyatakan  jiwanya  tidak normal.
4. Abnormalitas menurut Konsepsi Sosio-kultural
Seperangkat  norma  yang berfungsi  sebagai  pengatur  tingkah  laku .Individu sebagai  anggota  masyarakat  dituntut  untuk  menyesuaikan  diri  dengan norma-norma sosial dan susila di mana dia berada. Bila tingkah lakunya  menyimpang  dari  norma-norma  tersebut,  maka  dirinya dinyatakan sebagai individu yang tidak normal.
5. Abnormalitas menurut Konsepsi Kematangan Pribadi
Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya.


sumber :
http://edwinmunip.blogspot.co.id/2013/10/definisi-dan-ruang-lingkup-psikologi.html

0 komentar:

Posting Komentar