Psikologi
Sosial – Pengertian, Teori, Ruang Lingkup dan Konsepnya
Psikologi
sosial merupakan keilmuan yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan
kelompok pada lingkungannya yang dipengaruhi dengan perilaku manusia. Dalam
kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya kita mempunyai hubungan yang tidak
baik dengan manusia lainnya, terjadi hal -hal yang mencetuskan pertengkaran,
pertikaian, atau perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi diantara
keluarga, teman, tetangga, dan lainnya.
Kemudian,
hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari
hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Hubungan antar manusia yang dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, dan juga
pembuatan keputusan berasa dari psikologi sosial dan bisa melahirkan respon
yang bersifat destruktif ataupun konstruktif.
· Pengertian
Psikologi Sosial
Psikologi sosial
terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebuah
bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental manusia
secara ilmiah. Kemudian, sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan
dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa
diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang perilaku dan
mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat.
Berikut ini merupakan
pengertian psikologi sosial menurut para ahlinya :
1. Hubber
Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia.
2. Shaw
dan Costanzo menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial.
3. Kimbal
Young menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan studi tentang proses
interaksi individu.
4. Sherif
Bersaudara menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘An Outline of Social
Psycology’ yaitu psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mepelajari
pengalaman dan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan situasi situasi perangsang
sosial.
5. Gordon
W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu
dipengaruhi oleh kenyataan atau
kehadiran orang lain.
6. Joseph
E. Mc. Grath menyatakan bahwa psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki
perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan
lambang dari orang lain.
7. Secord
dan Backman menyatakan bahwa psikologi sosial meruppakan ilmu yang mempelajari
individu dan konteks sosial.
Konsep Dasar Psikologi
Sosial
Interaksi
sosial manusia di masyarakat baik itu antar individu, individu dan kelompok
ataupun antar kelompok memiliki respon kejiwaan. Reaksi kejiwaan seperti sikap,
emosional, perhatian, kemauan. Kemudian juga motivasi, harga diri dan lain
sebagainya tercakup dalam psikologi sosial. Psikologi sosial merupakan ilmu
mengenai proses pekembangan mental manusia sebagai makhluk sosial. Dengan
demikian, psikologi sosial mempelajari hal hal yang meliputi perilaku manusia
dalam konteks sosial.
Kemudian,
kondisi dalam berinteraksi sosial dipengaruhi tidak hanya oleh proses kejiwaan
namun juga kondisi lingkungan. Faktor lingkungan berlaku seperti norma, nilai,
aturan sosial, budaya, cuaca, dan lainnya. Lingkungan tersebut mempengaruhi
harga diri, etos kerja, kebanggan, semangat hidup, ataupun kesadaran orang
dalam kehidupan sehari – hari. Peranan keluarga, teman sejawat, dan orang orang
dalam lingkungan juga mendorong semangat, prestasi, seseorang dalam mencapai
keberhasilan. Konsep – konsep dasar psikologi sosial menjadi salah satu bagian
dari kajian ilmu sosial sebagai berikut :
Emosi terhadap objek
sosial
Emosi
dan reaksi emosional dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Ketajaman emosi dan
reaksi emosional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengendalian
respon emosi sangat penting dalam kehidupan bersosial. Emosi merupakan kajian
dari psikologi sosial yang memiliki peranan penting dalam pembentukan perilaku
seseorang teradap respon dari stimulus dalam lingkungan sosial. Bahkan, emosi juga
sebagai potensi kepribadian yang perlu dilakukan pembinaan psikologis misal
bisa melalui pendidikan keagamaan.
Perhatian
Perhatian
atau rasa peka terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sosial seseorang juga
mempengaruhi cara seorang individu bersikap terhadap hubungan sosialnya.
Minat
Minat
atau daya tarik individu terhadap hubungan sosialnya juga berpengaruh terhadap
hubungan antar individu dan kelompok berkaitan dengan proses interaksi dan
pemberian respon. Minat muncul dari dalam diri individu dan mungkin bisa
dipengaruhi oleh subjek subjek dari luar seperti keluarga, budaya, lingkungan.
Kemauan
Kemauan
merupakan suatu potensi yang mendorong dalam diri individu untuk memperoleh dan
mencapai suatu yang diinginkan. Keinginan yang kuat merupakan modal dasar dari
suatu pencapaian. Kemauan menjadi landasan yang kuat untuk melakukan sesuatu
untuk berprestasi.
Motivasi
Motivasi sebagai konsep
dasar yang timbul dari dalam diri sendiri dan juga bisa didapatkan dari
lingkungan atau orang terdekat. Motivasi merupakan kekuatan yang mampu
mendorong kemauan untuk mencapai sesuatu. Kemudian motivasi yang keras akan
memperkuat perjuangan seorang individu untuk mencapai apa yang diinginkan.
Kecerdasan dalam
menanggapi persoalan sosial
Kecerdasan
merupakan modal dasar yang ada dalam diri individu masing masing dan berbeda
pada setiap individu. Kemudian juga merupakan modal dasar untuk memecahkan
permasalahan sosial yang muncul. Potensi kecerdasan yang karakternya bersifat
kognitif akan lebih mudah diukur. Sedangkan kecerdasan yang sifatnya afektif
lebih sulit diukur dan dievaluasi dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan juga
sangatlah penting bagi individu untuk menjalani kehidupan dan masalah masalah
hidup yang terus terjadi.
Penghayatan
Penghayatan
adalah proses kejiwaan yang sifatnya menuntut suasana yang tenang. Proses ini
tidak hanya melibatkan sikap merasakan, memperhatikan, menikmati atau lainnya,
namun lebih dari itu. Hal -hal yang terjadi dalam proses interaksi sosial,
dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang mendalam
pada diri masing masing individu. Proses penghayatan ini dilakukan dalam
kondisi penuh kesadaran. Penghayatan penuh akan lebih sulit dilakukan.
Kesadaran
Kesadaran
perlu ada dalam melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan dalam interaksi
dengan kehidupan sosial. Kesadaran pada individu ditentukan oleh individu itu
sendiri setelah melihat apa yang terjadi pada lingkungan sosialnya sebagai
respon psikologis yang positif.
Harga diri
Harga
diri merupakan konsep yang menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang
bermartabat. Martabat atau harga diri yang terbina dan dipelihara akan menjadi
perhitungan bagi pihak individu lain dalam memandang individu. Harga diri yang
dijatuhkan akan merusak martabat individu dan dimanfaatkan oleh orang lain
untuk hal yang tidak positif.
Sikap mental
Sikap
mental merupakan reaksi yang timbul dari diri masing-masing individu jika ada
rangsangan yang datang. Reaksi mental bisa bersifat positif, negatif, dan juga
netral. Hal tersebut tergantung pada kondisi diri masing masing individu serta
bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Rangsangan yang datang akan
direspon oleh individu melalui sikap atau reaksi mental yang bisa dikatakan
positi, negatif ataupun netral.
Kepribadian
Kepribadian
merupakan gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina oleh potensi
biologis secara psiko-fisiologikal dan secara sosial ditransmisikan melalui
budaya, serta dipadukan dengan kemauan, dan tujuan individu berdasarkan
keperluan pada lingkungan sosialnya.
Konsep
dasar kepribadian menurut Brown bersaudara yaitu sebagai ungkapan denotatif,
sedangkan yang dikemukakan oleh Hart dalam pengertian konotatif yang lebih
komprehensif. Kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal
dengan faktor eksternal berupa lingkungan terbuka. Faktor eksternal seperti
lingkungan itu sangat kuat. Faktor lingkungan mampu berperan aktif dalam memberikan
pengaruh positif terhadap pembinaan kepribadian. Kepribadian yang kokoh dan
kuat diperlukan untuk pembangunan kehidupan yang baik dan mengatasi tantangan
tantangan atau persaingan yang semakin berat di lingkungan sosial.
Teori Psikologi Sosial
Berikut ini adalah
teori -teori dalam psikologi sosial :
Teori Penguatan
(Reinforcement Theory)
Teori penguatan ini
berdasarkan pendekatan behaviorisme terdiri dari beberapa teori yaitu :
Teori Belajar Sosial
dan Imitasi (Theories of Social Learning and Imitation)
Mekanisme imitasinya
dibagi menjadi 3, yaitu (1) Same behavior : perilaku yang menyatakan tingkah
yang sama antara dua individu terhadap rangsang yang sama. (2)
matched-dependent behavior : perilaku meniru orang lain yang dianggap lebih
superior. Perilaku pihak kedua akan menyesuaikan perilaku pihak pertama. (3)
Copying : perilaku meniru atau dasar isyarat (tingkah laku) dari model yang
diberikan, termasuk model di masa lampau.
Observational Learning
Dikemukakan oleh
Bandura dan Waltens, bahwa tingkah laku tiruan merupakan bentuk asosiasi dari
suatu rangsang. Teori ini dapat pula menerangkan timbulnya emosi yang sama
dengan emosi pada model. Menurut mereka terdapat tig macam pengaruh tingkah
laku model : (1) Modeling effect : peniru melakukan tingkah laku baru sesuai
dengan model. (2) Inhibition dan disinhibition: tingkah laku tidak sesuai
dengan tingkah laku model akan dihambat dan tingkah laku yang sesuai dengan
model akan dihapuskan segala hambatannya. (3) Facilitation effect : perilaku
model sudah dipelajari i=oleh penitu kemudian muncul lagi dengan mengamati
perilaku model.
Teori Penguatan Sosial
(Social Reinforcement Exchange Theories)
Teori ini dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
Teori Tingkah Laku
Sosial Dasar (Behavioral Sociological Model of Social Exchange). Dicontohkan
oleh Homas pada teori ini bahwa pada hakekatnya sama dengan proses jual beli
dimana kedua belah pihak saling memberi harga dan mencari keuntungan.
Teori Hasil Interaksi
(Theory of Interpersonal Independence). Hubungan dua orang atau lebih dimana
saling tergantung untuk mencapai hasil dan memaksimalkan hasil positif bagi
tiap peserta interaksi.
Teori Fungsional dari
Interaksi Otoriter (Equity Theory). Menurut Walster, Berscheid, dan Adams,
teori ini membicarakan tentang keadilan dan ketidakadilan dalam hubungan
interpersonal. Setiap kontribusi yang diberikan disebut input bersifat negatif
contohnya seperti usaha, kerja, dll, dan sesuatu yang diterima disebut outcome
bersifat positif afeksi seperti semangat, minat.
Teori Orientasi Lapangan (Field Theoretical
Orientation)
Cara penting
pendekatannya menurut Lewin, et al yaitu penggunaan metode konstruktif,
pendekatan dinamis, penekanan pada proses psikologis, analisis didasarkan pada
situasi secara keseluruhan, Perbedaan antara masalah yang sistematis dan
historis, dan representasi matematis dari situasi psikologis.
Teori Peran (Role
Theory)
Role atau peran
seseorang akan tergantung pada role orang lain dan konteks sosialnya. Biddle
dan Thomas membagi peran dalam empat golongan yaitu : (1) orang yang mengambil
bagian dalam interaksi sosial. (2) perilaku yang muncul dalam interaksi. (3)
kedudukan orang dalam perilaku. (4) kaitan antara orang dan perilaku.
Teori Orientasi
Kognitif (Cognitive Theory Orientation)
Teori ini berhubungan
dengan proses kognitif yang dibagi menjadi beberapa macam teori lagi :
Krech &
Crutchfield’s Cognitive Theory
Motivasi bersifat
molar, melibatkan kebutuhan dan tujuan. Ketidakstabilan psikologi dapat
menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi persepsi, kognisi, dan tindakan.
Keputusasaan mencapai tujuan atau kegagalan akan muncul dalam berbagai perilaku
adaptif maupun maladaptif.
Cognitive Consistency
Theories
Teori ini berpangkal
pada perasaan yang ada pada seseorang (P), terhadap orang lain(X) dan hal
lainnya (X). Terdapat didalamnya prinsip
keselarasan mengenai peramalan perubahan sikap dalam situasi tertentu. Teori kognitif
menekankan bahwa kondisi kognitif yang tidak konsisten dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan mengarah pada perilaku agar tercapai kenyamanan itu
kembali.
Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan
mengenai bagaimana seseorang menentukan dikap, sifat, atau karakteristik
berdasarkan apa yang diketahui mengenai orang tersebut pada situasi dan dengan
perilaku tertentu.
Theories of Social
Comparison, Judgement and Perception
Proses saling
mempengaruhi dan perilaku bersaing dalam interaksi sosial menimbulkan kebutuhan
untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri dengan diri orang lain.
Ada dua hal yang dibandingkan yaitu pendapat dan kemampuan. Manusia biasa
melakukan perbandingan diri misalnya seperti kata – kata atau pendapat mana
yang lebih baik, ataupun siapa yang memiliki keunggulan tertentu.
Pendekatan dalam
Psikologi Sosial
Berikut ini beberapa
pendekatan yang bisa dilakukan dalam psikologi sosial :
Psikologi sosial dengan
pendekatan biologis diutarakan oleh Mc. Dougall dkk tentang yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya :
Naluri manusia yang
sudah ada sejak lahir dan tidak dapat dirubah. Adanya dorongan bawaan yang
mengarah pada perilaku destruktif meskipun bawaan tersebut bisa diarahkan pada
perilaku yang konstruktif.
Perbedaan genetik
kromosom XYY lebih besar kemungkinan menjadi penjahat, kerusakan otak dan bisa
menyebabkan agresivitas pada hewan.
·
Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Shaw dan Constanzo
membagi ruang lingkup psikologi sosial menjadi tiga, yaitu :
Studi tentang pengaruh
sosial terhadap proses pada individu yang dicontohkan seperti studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar.
Studi tentang proses
proses individu bersama, seperti bahasa, sikap, perilaku, dan lainnya.
Studi tentang interaksi
dalam kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, persaingan, kerjasama, dan
lainnya.
Seperti yang di
jelaskan oleh Ahmadi, 2005, bahwa psikologi sosial menjadi objek studi dari
segala gerak gerik atau tingkah laku yang timbul dalam lingkungan sosial. Oleh
karena itu masalah pokok yang dipelajari adalah pengaruh sosial terhadap
perilaku individu. Masalah yang dikupas dalam psikologi sosial merupakan
manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan antar individu dalam suatu
kelompok. Psikologi sosial meninjau hubungan individu yang satu dengan yang
lainnya.
· Tujuan
Psikologi Sosial
Tujuan psikologi sosial
dijabarkan sama seperti disiplin ilmu lainnya. Dimana terdapat tujuan
instruksional dalam bentuk tujuan kurikuler atau tujuan pembelajaran. Tujuan
kurikuler dalam psikologi sosial, terdapat lima tujuan yang perlu dicapai,
yaitu :
Situasi sosial tidak
semuanya baik, sehingga peserta didik perlu mendapat pengetahuai tentang
psikologi sosial agar tidak terpengaruh, tersugesti, oleh situasi sosial yang
tidak baik tersebut.
Peserta didik dibekali
pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial secara sistematis dan menanamkan proses kejiwaan yang
berkaitan tentang hubungan kehidupan bersama yang saling mempengaruhi.
Peserta didik dibekali
dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan sesama individu dalam
masyarakat sehingga memudahkan melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan
kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.
Peserta didik dibekali
dengan kesadaran akan kehidupan bersosial dan lingkungannya untuk merubah sifat
dan perilaku sosialnya lebh baik.
Peserta didik dibekali
dengan kemampuan pengembangan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial dalam
perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, lingkungan, teknologi, dan
keilmuan.
Kelima tujuan diatas
merupakan tujuan pengajaran psikologi sosial yang harus dicapai anak didik
sebagai hasil pembelajaran kurikulum psikologi sosial.
· Manfaat
Psikologi Sosial
Hadirnya keilmuan
psikologi sosial ditujukan untuk memberikan manfaat terhadap perubahan perilaku
manusia dalam kehidupan bersosial. Dan juga meningkatkan kualitas kehidupan
bermasyarakat. Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari mempelajari
psikologi sosial dan menerapkannya dalam lingkungan bermasyarakat.
Memberikan gambaran
kepada manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama
manusia sebagai makhluk sosial.
Mencegah terjadinya
konflik di antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap
individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
Memberikan solusi
ketika konflik muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial,
manusia bisa memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan
solusi dari konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.
Sebagai pedoman
masyarakat dalam mengelola perbedaan antar individu dalam masyarakat. Dan juga
menjadikan perbedaan itu sebagai pemerkuat hubungan sosial dalam masyarakat
untuk mencapai tujuan bersama.
Implementasi Psikologi
Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
Setiap masalah berasal
dari ketidakseimbangan yang ditimbulkan antar individu dalam perilaku dan
interaksi sosial. Munculnya masalah dan ketidakefektifan penyelesaian berasal
dari psikologi seseorang terhadap kehidupan sosialnya yang bisa berdampak
positif atau negatif.
Dalam beberapa kasus,
psikologi sosial membantu memecahkan masalah dengan perangsang sosial
pendidikan, agama, dan lingkungan yang baik. Pada beberapa kasus dengan
individu dari lingkungan yang tidak kondusif, memperikan pengertian atau
perhatian yang buruk akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa seseorang yang
berdampak pada hubungan interaksi sosial yang buruk. Maka dari itu pentingnya
psikologi sosial ini dalam hubungan interaksi bermsyarakat mendukung kehidupan
harmonis antar individu dan penyelesaian masalah yang saling menguntungkan.
Menurut Arifin, 2004,
dalam hal ini yang paling penting adalah penanaman jiwa keagamaan sejak dini.
Peranan keagamaan pada diri individu diharapkan dapat menyaring segala sesuatu
yang bersifat negati dalam kehidupan bermasyarakat.
Misalnya, kasus
pemukulan siswa oleh temannya di sekolah. Situasi tersebut terjadi sebagai
akibat dari proses psikologi sosial maladaptif. Individu tersebut mungkin tidak
mendapatkan pendidikan atau contoh yang baik dari keluarganya, atau
lingkungannya yang berakibat pembentukan kejiwaan yang maladaptif. Kondisi
kejiwaan mempengaruhi emosi seseorang dalam situasi tertentu. Inisiatif
pemecahan masalah diantara kedua pihak tidak bisa dilakukan karena pertumbuhan
kejiwaan yang maladaptif dari lingkungannya.
Kemudian, hasil dari
psikologi maladaptif yang dibawa dari keluarga dan lingkungannya kemudian
mempengaruhi sikap dan perilaku individu tersebut pada setiap lingkungan dimana
dirinya berada. Psikologi sosial perlu diajarkan dan ditanamkan pada tiap individu
agar dapat berinteraksi dengan orang orang di sekitarnya dengan baik, dan hidup
dengan nyaman.
Demikian penjabaran
tentang psikologi sosial dan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu
pentingnya psikologi sosial mempengaruhi kehidupan kita dalam berinteraksi
dengan orang lain dan juga menjadi dasar karakteristik perilaku seseorang yang
dapat berdampat positi maupun negatif baik bagi individu tersebut maupun
kesejahteraan kehidupan bersosialisasi di masyarakat.
Kemudian, psikologi
sosial menitikberatkan pada kondisi kejiwaan seseoran yang dipengaruhi oelh
berbagai aspek dan dihubungkan dengan hubungan atau iteraksi individu dengan
individu lainnya maupuan dengan lingkungannya dalam bermasyarakat. Dengan
konsep dasar saling membutuhkan, psikologi sosial membawa perubahan perilaku
bagi setiap individu yang menginginkan perubahan hidup menjadi lebih baik.
sumber :
https://dosenpsikologi.com/psikologi-sosial
https://dosenpsikologi.com/psikologi-sosial
0 komentar:
Posting Komentar